Buat Onar dan Berlagak Preman di Hotel Furaya Pekanbaru, Sikap MOI Cukup Disayangkan

Pekanbaru948 views

PEKANBARU:Riaunet.com– Rabu (05/12/2018) lalu, sejumlah owner media yang mengaku diri group Media Online Indonesia (MOI) diketuai Anotona Nazara spontan ribut hingga sampai adu mulut terhadap salah seorang tamu/member Hotel Furaya Pekanbaru, cukup disayangkan berbagai pihak.

Dari informasi yang dihimpun, dugaan peristiwa keributan yang dilakukan para oknum owner media group MOI yang berlagak preman itu terjadi, ketika Anotona Nazara selaku Ketua MOI Riau dihubungi pihak hotel datang membayar utang pemakaian hotel saat kepengurusan MOI Riau dilantik pada tanggal 24 November 2018 lalu, sekaligus mengklarifikasi bahan konfirmasi tertulis Ketua MOI (Anotona Nazara) yang menuduh aktivitas Hotel Furaya ada menyimpang dari berbagai ketentuan seperti tuduhan menyediakan wanita penghibur, penjualan obat-obatan terlarang dan aktivitas yang tidak sesuai batas waktu.

Dalam pertemuan bersama antara pihak hotel dengan sejumlah rombongan Anotona Nazara (MOI) diruang VIV Hotel Furaya, sontak membuat para pengunjung dan tamu hotel terkejut.

Dimana dari dalam ruang VIV hingga ke luar restoran terdengar suara yang cukup keras dan meninggi diduga dilontarkan salah seorang anggota MOI.

Begitu suara ribut yang dinilai mengganggu itu keluar dari dalam VIV, salah seorang tamu hotel, Saudara Hondro menghampiri pintu masuk ruangan VIV.

Namun tiba-tiba rombongan MOI itu keluar dari ruangan dan menghampiri Saudara Hondro mengatakan, “Untuk apa kau disini, kau yang membek up hotel ini ya?. ucap salah seorang rombongan MOI yang konon diketuai Anotona Nazara.

Peristiwa pertikaian dan arogansi para oknum owner media yang mengaku dari MOI itu, berhasil dilerai para tamu hotel, yang akhirnya petugas Sekurity hotel bertindak meminta mereka para MOI itu pulang dan keluar dari dalam hotel.

Atas sikap arogansi para yang mengaku jurnalistik dari group MOI tersebut, Saudara Hondro yang merasa korban fitnah, mendorong management hotel melaporkan arogansi para oknum itu ke polisi, kelak peristiwa yang sama jangan terulang dan kebiasaan.

“Atas permasalahan keonaran dan keributan yang dipertontonkan para owner media yang mengaku dari MOI pada hari Rabu lalu di Furaya, dilaporkan saja ke Polisi.

Sebab mereka dari MOI itu sepertinya sudah tidak benar dan sengaja cari masalah yang dinilai sudah mencoreng profesi jurnalistik, tegas S Hondro yang merupakan ketua organisasi perusahaan media online di wilayah Riau, Jum,at (07/12).

Baca Juga:  DPW PKS Riau Gelar Konsolidasi Pemenangan Pilkada 2020, Target 100 Persen

Kepada Wartawan Saudara Hondro mengatakan, apa yang diberitakan rekan-rekan media dalam kurun seharian kemaren terkait arogansi mereka MOI di Hotel Furaya, Rabu (05/12) siang, sudah tidak benar lagi.

Saya sangat menyayangkan sikap para oknum MOI yang sengaja memberikan berita hoax terkait keonaran dan keributan mereka di Hotel Furaya.

Jika saja mereka dari MOI tidak sanggup dan/atau tidak mau membayar biaya sewa pemakaian hotel saat kepengurusan mereka dilantik sebulan lalu, mestinya mereka dari MOI itu jangan menggunakan cara-cara yang kurang baik, hanya karena tak mau membayar ruangan hotel yang sudah dipakai.

“Jangan setelah mereka buat keonaran dan keributan, biaya sewa hotel yang sudah dinikmati mereka baru dibayar.

Sikap atau perilaku mereka seperti itu sudah tidak benar dan memalukan sekali”, kesal S Hondro.

Dengan tegas S Hondro, “Apa yang dimuat oleh beberapa media atas hasil relles group MOI itu, hingga menuduh Saya sebagai bodyguard atau preman hotel Furaya, cukup keterlaluan dan biadab. Emangnya apa kepentingan Saya dalam persoalan keburukkan yang dilakukan oleh MOI itu hingga tak membayar biaya sewa hotel tempat pelantikkan mereka sebulan yang lalu?” heran Hondro.

Demikian halnya ucapan Amponiman Batee di medianya sendiri di riausidik.com termasuk ucapannya Sefianus Zai yang mengaku pengacara dan LBH itu di media, menuduh Saya selaku tamu hotel Furaya saat peristiwa terjadi sebagai preman.

“Sikap dan arogansi mereka yang keterlaluan itu, tak perlu dibiarkan lagi, dan harus dipertanggungjawabkan mereka”, tambah Hondro.

Sementara, manager hotel furaya, Sunarto, kepada Wartawan menuturkan, “Pagi Rabu (05/12/2018), kami dari hotel ada menghubungi Anotona Nazara, supaya datang mengklarifikasi surat yang dikirim ke pihak hotel sekaligus pihak hotel meminta Anotona Nazara membayar biaya sewa ruangan hotel yang dipakai saat mereka membuka acara MOI pada tanggal 24 November 2018 lalu.

Sesampainya Anotona Nazara bersama rombongannya di hotel ini, terlebih dahulu saya minta kepada staf agar mereka sebagai tamu, mengantar mereka ditempat pertemuan diruang VIV Hotel, jelas Narto.

Lebih lanjut Sunarto kepada Wartawan membenarkan, dalam pertemuan kami dengan rombongan MOI yang diketuai Anotona Nazara itu, kuasa hukum hotel terlebih dahulu meminta pihak Anotona Nazara untuk membayar sewa rungan hotel yang dipakai pada pelantikkan MOI sebulan lalu (24/11/2018).

Baca Juga:  IPNU RIAU GELAR RAKERWIL, INI HARAPAN KETUA NU RIAU.

Namun Anotona Nazara bersama rekan-rekannya yang lain tidak terima, dan besar suara menjawab kuasa hukum hotel menyebutkan, jika kedatangan mereka hanya melakukan wawancara mempertanyakan surat konfirmasi yang sudah kami sampaikan ke pihak hotel beberapa hari lalu.

Setelah itu kata Sunarto, salah seorang dari rombongan Anotona Nazara dalam pertemuan, berdiri dan besar suara meminta rekan-rekanya keluar dari ruangan.

Sehingga topik yang harus kami bicarakan pun, tak nyambung.

Sesampai mereka semua diluar pintu VIV, salah seorang dari antara mereka MOI itu, ribut dan adu mulut kepada salah satu tamu/member hotel, mengatakan untuk apa kau disini, kau yang membek up hotel ini ya?.

Bukan itu saja, mereka dari rombongan MOI itu pun mendorong tamu hotel itu, sehingga adu mulut sempat terjadi yang akhirnya dapat dilerai pengunjung atau tamu hotel, beber Sunarto.

Menyikapi pemberitaan disejumlah media terkait Hotel Furaya atas peristiwa yang tidak sesuai dengan kebenarannya, pihak hotel Furaya akan mengambil sikap melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib.

“Tentu masalah yang terjadi pada hari Rabu kemaren dihotel ini, ada langkah-langkah yang harus ditempuh.

Apalagi berita dibeberapa media online itu kemaren sudah jauh melenceng dari apa yang terjadi, karena masalahnya, semuanya terekam oleh CCTV milik hotel, terang Manager Hotel, Sunarto, saat ditemui di Hotel Furaya Pekanbaru.

Sementara, Anotona Nazara melalui cuitannya disalah satu WhatssApp Group menyebutkan, “Yang terjadi di Furaya Hotel kemarin bukanlah miskomunikasi, disinyalir pihak Furaya Hotel telah mempersiapkan tukang pukul Saudara Hondro menyerang wartawan yang sedang melakukan wawancara di VIV Restoran Furaya, pada saat keluar dari ruangan VIV SH berada diluar langsung menyorong wartawan yang hendak keluar dari ruangan, akhirnya terjsdi insiden kecil, katanya.

Dikatakan Nazara lagi, kehadiran wartawan di Furaya atas undangan pihak managemen hotel lewat Sunarto, guna klatifikasi seperti disurat konfirmadi yang sudah dilayangkan minggu lalu. Kejadian itu mengagetkan kita semua, ketika harder Furuaya Hotel ngamuk mengengejar wartawan Yulius dan Roni, namun sempai dilerai oleh tamu hotel. Disinyar SH dipersiapkan Furaya Hotel menjadi herder atau tukang pukul untuk menyrang wartawan, tutut Nazara. [Rom/Tim IMO].

Komentar