Diantar ke SMA Taruna Palembang Untuk MOS, Jemput Sudah Meninggal

Nasional365 views

Palembang~Sungguh nasib tragis yang menimpa siswa SMA Taruna Indonesia, Delwyn Berli (14) saat mengikuti MOS sekolah. Dia diantar ke sekolah dan pulang dalam kondisi meninggal dunia.

Imformasinya bahwa korban diantar ibu kandungnya mengikuti MOS pada Sabtu (6/7) lalu ke sekolah. Keluarga pun berharap korban memiliki mental seperti sang ayah yakni seorang pelayar.

“Sabtu lalu diantar untuk mengikut MOS, dia bilang masuk Taruna pengen seperti ayahnya. Kan ayahnya di pelayaran,” cerita paman korban, Herman ketika di RS Bhayangkara, Sabtu (13/7/2019).

Pamannya tidak menyebutkan secara rinci di mana ayah korban bertugas. Namun masuk SMA Taruna memang sudah jadi keinginan korban sejak masih di SMP 1 Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI).

“Keinginan dia (Delwyn) masuk Taruna. Jadi memang sekolah bilang ikut MOS selama satu minggu, hari ini seharusnya dijemput,” ujar Herman.

Ia menyebut bahwa fisik keponakannya itu sangat baik. Bahkan sebelum MOS, korban sempat menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat.

Selain itu, korban disebut sangat aktif semasa duduk masih di SMP. Bahkan, prestasinya ketika mengikuti kegiatan Pramuka dan bela diri pencak silat tak perlu diragukan lagi.

“Dia aktif di sekolah, prestasinya banyak. Aktif Pramuka dan bela dirinya. Jadi kalau dibilang dia lemah itu nggak mungkin, makanya kami kaget,” jelas dia.

Masih kata Herman, keluarga baru mengetahui korban tewas saat Kepala Sekolah SMA Taruna, Tarmizi menghubungi orang tua korban, Sabtu (13/7) Pukul 04.00 WIB. Padahal orang tua korban, satu hari sebelumnya sempat menghubungi pihak sekolah karena ada firasat buruk.

“Sempat dihubungi, tapi yang ngangkat staf sekolah. Katanya suruh hari ini aja langsung jemput, karena ini kan terakhir MOS. Nggak nyangka kalau menjemputnya dalam kondisi sudah meninggal begini,” katanya.

Baca Juga:  Kapolres metro jakbar: Perubahan Mindset dan Culture Set Menuju Polisi yang Promoter

Tak terima, Ibu kandung korban langsung melaporkan peristiwa ini ke pihak kepolisian. Dalam laporannya itu, keluarga menduga korban tewas akibat penganiayaan. Bahkan ada luka memar di tubuh korban.

Sementara dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim forensik RS Bhayangkara Polda Sumsel melalui dr Indra Sakti Nasution menyebut banyak luka di tubuh korban. Indra menyebut otopsi dilakukan sesuai permintaan pihak keluarga.

“Tidak menghitung pasti jumlahnya, tapi lumayan banyak luka di tubuh korban. Ada luka lebam di kepala, dada sama di kaki,” kata Indra kepada wartawan di RS Bhayangkara, Sabtu (13/7/2019).

Selain pemeriksaan luar, tim juga memeriksa tubuh di bagian dalam dan hasilnya ada pendarahan. Pendarahan akibat adanya benturan keras di bagian kepala dan dada.

“Ya, ada resapan darah di bagian kepala dan dada, seperti ada gumpalan darah atau benturan keras di kepala,” ujar Indra. (**)

Komentar