Penulis : Hengky Primana
PEKANBARU:Riaunet.com~Pada tahun 2018-2019 dikatakan sebagai tahun politik di indonesia. Kala itu indonesia merayakan pesta demokrasi yang akan menentukan pemimpin bangsa ini di 5 tahun kedepan.
Dalam politik sudah menjadi hal yang lumrah jika terjadinya persaingan, baik antar partai politik maupun persaingan para paslon.
Namun, yg menjadi persoalan saat ini, yg kita lihat bersama yaitu banyaknya dampak negatif yang terjadi pra pesta demokrasi, saat demokrasi maupun pasca pesta demokrasi.
Salah satu contoh yg bisa kita lihat bersama, disosial media saja banyak sekali kita melihat komentar komentar pedas, saling lempar hujatan, penyebaran berita hoaks
Sebagai Negara yg tingkat literasi masyarakatnya masih cukup rendah, ini menjadikan hoaks yang sangat mudah untuk disebarluaskan untuk mengiring opini masyarakat hingga berujung saling adu domba yang berpotensi terhadap perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang religius, memiliki berbagai ragam suku, ras, adat dan budaya.
Berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak yg tidak bertanggung jawab untuk memecah belah persatuan Indonesia, diantaranya, Isu SARA dikembangkan untuk mengikis persatuan Indonesia.
Sebagaimna Tragedi di jl thamrin, jakarta, sangat menghawatirkan, ketika kita sesama anak bangsa saling beradu atau bahkan sengaja di adu untuk kepentingan yang tidak di ketahui. Dari point ini, kita bisa melihat adanya upaya memecah belah bangsa melalui politik.
Kemudian, Belum lama ini mahasiswa papua tiba-tiba di datangi ke asrama karena ada informasi bahwa sang pusaka Merah Putih dijatuhkan didalam parit. Yang menjadi Pertanyaannya, Siapakah yang memberikan informasi itu? Siapakah yang menjatuhkan bendera itu? Dan siapa yang mengumpulkan ormas-ormas serta TNI untuk berkumpul di tempat kejadian?.
Dan bahkan sampai Mahasiswa papua dikatakan ‘monyet’. Pada Point ini dapat kita lihat ada upaya memecah belah bangsa melalui suku dan ras.
Selanjutnya, belum lama ini juga, Ustad Abdul Somad (UAS) salah satu ulama besar umat muslim diIndonesia, dilaporkan karena video ceramah beliau 3 tahun yang lalu disebarkan, karena dikatakan sebagai penistaan terhadap agama kristen. UAS dikatakan menghina salib yang merupakan kebanggaan umat kristiani. Dan yang menjadi Pertanyaan juga, siapakah yang menyebarkan video itu? Apa tujuan menyebarkan video itu?.
Dan jika ceramah itu didalam mesjid harusnya itu ceramah khusus untuk umat muslim, dan tidak seharusnya hal berbau sensitif tersebut disebarkan di media sosial yang dapat dilihat oleh banyak masyarakat non muslim. Jika kaji lebih lanjut pada point ini kita melihat ada upaya memecah belah bangsa melalui isu agama.
Dari beberapa kejadian tersebut seharusnya menjadikan kita sadar bahwa adanya oknum-oknum yang menginginkan kita agar terpecah belah agar bisa memasukkan kepentingan nya pada bangsa Indonesia.
Oleh karena itu mari kita masyarakat Indonesia mengunjung tinggi nilai nilai persatuan dan senantiasa menanamkan nilai-nilai pancasila di kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan mau kita dipecah belah oleh oknum-oknum yang menginginkan indonesia ini bisa kembali dijajah.
Saya Hengky Primana, Saya pancasila dan saya cinta Indonesia!!! (rls).
Komentar