SIAK:Riaunet.com~Semenjak beberapa bulan ini, turunnya harga sawit tidak seimbang dengan naiknya harga pupuk. Ini menandakan bahwa petani sawit sedang tidak baik, dengan terusnya harga TBS Melorot, membuat petani sawit tidak bisa lagi merawat kebunmya dengan maksimal, ini di karenakan harga pupuk yang harganya terus melambung tinggi.
Hasil pantauan riaunet.com.dilapangan bahwa saat ini petani sawit sedang tidak baik, banyak yang mengeluh, apalagi petani yang hanya mengandalkan cuma dua hektar sawit.
Hendry, salah satu petani sawit yang berada di kecamatan lubuk dalam kabupaten Siak-riau, Ia sangat mengeluh dengan kondisi harga sawit yang terus mengalami penurunan, sementara harga pupuk terus meroket.
Selain itu, kita juga punya keluarga yang harus kita hidupi, seperti anak sekolah, biaya hidup, dan yang lainnya, jika memang harga sawit ini tidak bisa normal kembali di atas harga Rp 2000, ada harapan anak juga bisa putus sekolah Karna tidak ada biaya.
“Dalam sebulan ini harga sawit cuma berkisar Rp 1000 per kilogramnya, pernah juga harga sawit cuma Rp 800 /kg, itu masih harga kotor, harga ini masih di potong jasa angkutan dan lainnya,” kata Hendry kepada riaunet.com, Senin (18/7/2022).
Saya berharap pemerintah bisa mendengar keluhan yang sedang dialami petani sawit pada saat ini, bagaimana kita bisa merawat sawit dan gimana juga kita bisa melanjutkan anak sekolah, jika harga sawit terus turun.
“Ya, saya hanya bisa berharap pemerintah bisa menaikan harga sawit seperti harga 4 bulan yang lalu, yang bisa mencapai harga Rp 3000 /kg, dan berpesan kepada pemerintah agar cepat bertindak terkait terus turunnya harga buah sawit,” imbuhnya. (Infotorial)
Komentar