PEKANBARU:Riaunet.com- Pembangunan Fly Over simpang Mall SKA tepatnya di Jalan Tuanku Tambusai-Soekarno Hatta, dengan pagu anggaran sebesar Rp159.384.268.000. Diduga hanya sebagai pencari keuntungan para oknum tertentu saja.
Pasalnya, Tim media ini bersama beberapa media lainnya memantau langsung ke lokasi Proyek dihalangi oleh oknum pengawas lapangan dan mengaku sebagai humas.
“Saya humas lapangan, pimpinan saya perintahkan jika siapapun tidak boleh mengambil gambar proyek ini.” Kata Simanjutak Humas lapangan.
Dari pantauan media in terlihat beberapa item bahan kegiatan diduga tidak sesuai Standart Nasional Indonesia (SNI). Bahkan umur bangunan ini kedepan akan terancam tidak lama akibat kualitasnya kurang. Hal ini terlihat dari bahan besi tikar, besi ulir, besi penyangga/tiang kuat dugaan tidak sesuai Standart (SNI).
Berdasarkan sampel yang diambil media ini dilokasi langsung mencocokkan dengan standar nasional di Pergudangan khusus besi yang ada di Pekanbaru. Dari data yang diperoleh dengan perbandingan yang dilakukan tim media ini dimana memiliki ilmu sebagai mantan pelaksana Jalan Nasional (PJN) selama 10 tahun sangat terkejut melihat begitu jauh perbedaan dilapangan dengan fakta sesungguhnya. Misalnya, secara kasat mata saja, besi tikar sesuai SNI pinggirnya Rata dan tidak ada sisa besi yang menonjol. Sedangkan temuan dilapangan tidak merata (diduga tidak sesuai SNI).
Maka, jika pemerintah melalui Dinas PUPR Riau memaksakan kehendak menerima proyek ini akan menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
Selain itu, bahan cair anti karat kuat dugaan tidak dipergunakan saat pengecoran. Hal ini terungkap ketika salah satu tim kita ikut menyaksikan pengecoran. Namun hanya sebatas formalitas saja ketika di ambil sampel oleh pengawas lapangan. Dimana seharusnya lima menit sebelum pengecoran besi harus disiram dengan anti karat. Namun hal ini diduga tidak dilakukan.
Namun, modus selama ini para oknum korporasi ini untuk memuluskan permainan mereka, pasti melibatkan pihak BPKP RI, BPK RI, untuk menghitung secara kasat mata saja. Jika ada kekurangan volume, maka di kurangi saja, itulah permaianan selama ini. Bila cara seperti ini terus yang digunakan sampai kapan negara ini bebas dari KKN? Imbuh wartawan media ini yang juga Mantan pelaksana Proyek Beton Jalan Nasional.
Kuat dugaan proyek ini hanya sebagai ajang pencari keuntungan untuk memenuhi kebutuhan keluarga di tahun baru nanti. Sehingga kualitaspun bukanlah utama. Kata salah satu aktivis anti korupsi.
Sementara, pembangunan Fly Over Pasar Pagi Arengka, Jalan Soekarno Hatta-HR Soebrantas, pagu anggarannya sebesar Rp78.398.668.000. Diduga memiliki nasib yang sama.
Dimana kedua proyek raksasa ini juga tidak memperdulikan kenyamanan lingkungan (rom. tim)
Komentar