LHOKSUKON:Riaunet.com~Pada awal Januari 2022 banjir telah menerjang lebih dari 18 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, ribuan rumah penduduk terendam, kerugian harta benda mencapai Milyaran Rupiah, bahkan ada beberapa titik Tanggul yang terputus.
Salah satu tanggul yang terputus dan rusak parah di terjang Banjir mencapai 100 meter, yang terletak di Gampong Mns. Jok Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara.
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh DPRA, Mawardi M. SE, saat melihat Tanggul rusak parah di Gampong Mns. Jok Kecamatan Lhoksukon, Rabu (26/1/2022), yang di konfirmasi awak Media apa solusinya untuk penanganan dan percepatan pembangunan beberapa titik Tanggul yang terputus.
Mawardi M. SE, mejelaskan bahwa kami bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh di Provinsi, terutama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) DAPIL V Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, akan mendesak Pemerintah Aceh untuk
sesegera mungkin melakukan perbaikan darurat pemulihan sementara fungsi kerusakan tanggul sungai, dalam bentuk penanganan, pasca banjir.
“Pemerintah Aceh segera menggunakan dana tanggap darurat, dan diyakini anggarannya masih cukup tersedia, untuk pemulihan sementara tanggul darurat.
Bila perlu, dewan bersama masyarakat akan memberikan tekanan kepada esekutif secepatnya menyelesaikan kerusakan tersebut,” kata Mawardi.
Dikatakannya lagi, kendati tim penggaulangan bencanan alam Propinsi Aceh (BPBA) memiliki fungsi dan kewenangan dalam hal penanganan darurat, namun Forum bersama (Forbes) berserikeras tidak akan berkoordinasi dengan pihak tersebut.
Menurutnya, apalagi bila dewan bermain ditingkat dinas, jutsru akan melahirkan kepentingan anggaran bersifat politik, dengan mengatasnamakan banjir tidak hanya melanda Aceh Utara.
“Sehingga kita perlu memberikan tekanan kepada tim penguasa anggaran (TAPA), contoh seperti tanggul ini, ini kan proyek yang pengerjaan nya tidak terlalu matang dikerjakan, yang justru merugikan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Geuchik Mueunasah Jok Zulkifli mengharapkan agar pemerintah secepatnya memperbaiki tanggul di desanya.
Karena dirinya bersama warga desa saat ini hanya mampu berbuat sebatas menanam bantang bambu disepanjang tanggul itu sebagai upaya sementara dan bersifat darurat, bila sewaktu waktu terjdi luapan banjir.
“Tanggul terbuka di Desa Mns. Jok, Kecamatan Lhoksukon sepanjang 100 meter dibangun dengan susunan material batu gajah, di lapisi tanah timbunan, berfungsi sebagai penjamin keamanan dari aliran permukaan berasal dari bagian hulu.
Namun Konstruksi bangunan itu amblas dan patah akibat tidak mampu menahan debit dan dorongan kecepatan air kecepatan tinggi, saat banjir menerjang kecamatan itu awal tahun 2022,” jelas Geusyik Zol. (ZN)
Komentar