Rohul:Riaunet.com-Banyak upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Rokan Hulu melalui satgas stunting dan BKKBN provinsi Riau dalam mewujudkan cita cita menuju masa emas Indonesia tahun 2025, dan Rokan hulu bebas stunting . Mulai Dapur Sehat Anti Stunting, sampai peran lembaga dan masyarakat dalam mencegah stunting.
Seperti Rabu pagi, 14 Desember 2022, Bupati Rokan Hulu, H Sukiman diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Rohul, Muhammad Zaki S.stp M.Si saat menghadiri pelantikan Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) Kabupaten Rokan Hulu dan Pengurus Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) masa bakti tahun 2022-2026 di Halaman Kantor DPPKB Rohul Komplek Pemda, Pasir Pengaraian.
Dalam kesempatan itu, Sekda Rokan Hulu Muhamamd Zaki, bersama Kepala BKKBN perwakilan Riau, mardalena Wati, melaunching program Dashat ( Dapur Sehat Anti Stunting).
Dijelaskannya kepala BKKBN perwakilan Riau , Mardalena Wati, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak mengalami perkembangan yang tidak normal sesuai standar usianya. Kekurangan gizi ini terjadi dari dalam kandungan sampai usia balita 2 tahun.
“Oleh karena itu, penanganan stunting memerlukan kerjasama yang sinergis antar sektor, sehingga dapat saling mendorong dalam percepatan penurunan stunting,” kata Sekda.
Sekretaris daerah kabupaten Rokan Hulu, Muhammad Zaki, menyampaikan berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, menunjukkan Kabupaten Rokan Hulu memiliki prevalensi stunting sebesar 25.8 persen, merupakan kabupaten peringkat ke 3 tertinggi stunting di Riau setelah Rokan hilir peringkat pertama dan Inhil di posisi peringkat kedua. Sehingga hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah kabupaten Rokan Hulu, sebab pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu memiliki target pada tahun 2024 prevalensi stunting mampu mencapai 14 persen.
“Pada saat sekarang ini, kampung Kabupaten Rokan Hulu memiliki 35 Kampung KB, dimana diharapkan Dashat ini dapat mengedukasi serta memberdayakan masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan gizi seimbang, baik bagi balita stunting, ibu menyusui, ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan keluarga beresiko stunting,” ujar M.Zaki .
Dalam mensukseskan pelaksanaan program Dashat upaya penanganan maupun pencegahan stunting di kabupaten Rokan Hulu, Sekda mengajak seluruh elemen masyarakat maupun lembaga untuk bergotong-royong dalam penurunan prevalensi stunting di kabupaten Rokan Hulu.
Kemudian Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra Mardalena Wati Yulia M.Si Mengatakan bahwa berhadasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, menerangkan bahwa Kabupaten Rokan Hulu prevalensi stunting sebesar 25.8 persen, sedangkan untuk Provinsi Riau sendiri berada diangka 22.3 persen.
“Setelah didata, Kabupaten Rokan Hulu ini berada diurutan tiga tertinggi stunting se Provinsi Riau, dimana yang pertama itu di Rohil, disusul dengan Inhil dan ketiga yakni Rohul,” jelas Mardalena.
Dikatakannya lagi, secara garis besar penyebab stunting adalah kekurangan gizi ataupun infeksi dalam jangka waktu yang cukup lama.
“Mungkin penyebab lainnya yakni dalam pola pengasuhan, pengaruh lingkungan seperti sanitasi, kekurangan sumber air bersih dan beberapa penyebab lainnya” tambahnya.
Karenanya, Muhammad Zaki berharap Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (FAPSEDU) Kabupaten Rokan Hulu dan Pengurus Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) masa bakti tahun 2022-2026, yang baru dilantik agar menjalankan tugas dan fungsinya dalam pencegahan stunting maupun percepatan penurunan angka stunting di Rokan Hulu.(Na)
Komentar