SIAK:Riaunet.com~SetdaKab Siak, T.S. Hamzah didampingi Kepala Bappeda Wan Yunus serta Kadis Perdagangan dan Perindustrian Wan Ibrahim menghadiri Kegiatan Indonesia Industrial Summit (ISS) 2019, yang dibuka secara resmi oleh wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang, Senin (15/4/2019).
Wapres menyebut kegiatan yang bertujuan sebagai forum konsolidasi ini dilakukan guna mempercepat penerapan Making Indonesia 4.0 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Tahun ini kita banyak bicara kemajuan teknologi yang telah merubah cara produksi dan hubungan sosial. Perubahan itu tidak mungkin kita tidak menerima, bagaimana menerima manfaat teknologi ini untuk kemajuan kita bersama,” kata Wapres.
Ditempat yang sama, Menteri Airlangga memaparkan Making Indonesia 4.0 merupakan peta jalan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Sejak diluncurkan Presiden RI tepat satu tahun lalu berbagai langkah telah dilakukan sebagai game changer pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan penerapan Making Indonesia 4.0, Indonesia berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD150 Miliar pada 2025. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 1-2 persen,” jelas Airlangga.
Lanjut Airlangga, Era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi. Momentum ini diyakini memberikan peluang lapangan kerja baru di Indonesia hingga 18 juta orang, dengan 4,5 tenaga kerja baru diserap sektor industri dan 12,5 juta lainnya oleh sektor jasa penunjang industri.
“Pengembangan SDM industri merupakan suatu bentuk komitmen Pemerintah dalam mempersiapkan SDM menghadapi era industri 4.0,” katanya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten (SetdaKab) Siak T.S Hamzah menjelaskan tema Implementasi Making Indonesia 4.0 Menuju Indonesia Menjadi Negara 10 Besar Ekonomi Dunia yang menjadi visi pelaksanaan IIS Tahun 2019 ini. Tujuannya memberikan gambaran mengenai perjalanan penerapan kebijakan ekonomi Indonesia dan dunia kedepan.
“Kegiatan ini bertujuan sebagai forum konsolidasi pemerintah dan pemerintah daerah, pelaku industry, dan para pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan langkah kebijakan untuk mewujudkan aspirasi pembangunan industri, menuju Indonesia negara 10 besar ekonomi dunia tahun 2030,” kata Hamzah.
Sejumlah kebijakan insentif fiskal turut dijelaskan dalam forum itu. Misalnya, upaya untuk mendorong perusahaan industri melakukan inovasi teknologi dan investasi pada peningkatan kompetensi SDM, strategi peningkatan penetrasi pasar untuk mendorong ekspor industri manufaktur, hingga kebijakan upskilling dan reskilling kompetensi tenaga kerja untuk beradaptasi dengan era industri 4.0. (rls/rdk)
Komentar