INHIL:Riaunet.com-Forum Gerakan Pemuda Mahasiswa Inhil Pekanbaru (FGPMIP), Rabu, (05/12/2018). Datangi kantor DPRD Provinsi Riau meminta 8 (delapan) orang Anggota DPRD Riau asal Daerah Pemilihan (Dapil) kabupaten Inhil untuk bersikap atas anjloknya harga jual kelapa.
Koordinator aksi, Asrul Ashari dalam orasinya mengatakan, sudah berbulan-bulan harga kelapa di Inhil anjlok tanpa ada solusi kongkrit yang dilakukan oleh pemerintah. Sementara mata pencarian masyarakat Inhil, 70 persen bergantung pada komoditi kelapa.
Masyarakat saat ini sudah menjerit, anjloknya harga kelapa membuat ekonomi masyarakat jadi sulit.
“Pemkab tidak becus atasi masalah anjloknya harga kelapa. Saat ini harga kelapa Rp 400 per kg dimana standarisasinya Rp 3.000 per kg.”ujarnya.
Untuk itu kita mengadu dan minta 8 (delapan) orang ‘wakil rakyat’ yang duduk di DPRD Riau untuk memperjuangkan dan berpihak pada petani kelapa agar harga kelapa cepat stabil. Adapun yang menjadi tuntutan adalah minta pemerintah segera menaikkan harga kelapa. Kemudian desak pemerintah buat Perda tentang standarisasi kelapa (Rp 3.000/kg).
Selanjutnya usut mafia kelapa yang ada di Inhil. Desak pemerintah bentuk industri kelapa atau BUMD, transparansi mengenai MoU PT Sambu dengan Pemkab Inhil. DPRD provinsi Riau untuk buat pernyataan dalam menyelesaikan atau buat regulasi yang pro petani demi ekonomi yang baik.
Walau kondisi hujan puluhan pendemo masih bertahan di pintu gerbang luar gedung tanpa ada satu orang anggota dewanpun yang menyambut mereka dengan pengawalan dari pihak keamanan gedung dewan. Memang kondisi saat ini, seluruh Anggota Dewan sedang melaksanakan masa Reses ke Dapil masing-masing.
Sementara itu Ari Surahman mengatakan mendesak pemerintah agar bertindak cepat, orangtua mereka di kampung menangis karena harga kelapa yang saat ini sangat murah.
“Menangis orangtua kami anaknya kuliah namun harga kelapa sangat murah dan ada juga yang sudah putus sekolah, ujar Ari.
Adapun 8 (delapan) orang Anggota DPRD propinsi Riau dari Dapil Kabupaten Inhil tersebut, Abdul Wahid, Agustriansyah, James Pasaribu, M. Arfah, Musaffak Asikin, Said Ismail, Septina Primawati dan Sulastri.[HD].
Komentar