Rohul:Riaunet.com-Kepala Dusun Danau Sati Desa Rambah Samo Barat (RSB) , Kecamatan Rambah Samo , kabupaten Rokan Hulu, Megi Safrin, minta Pemkab Rohul dalam hal ini Dinas Sosial PPPA, tinjau ulang penerima bantuan PKH yang ada di Desa itu. Pasalnya, dari 119 penerima dana PKH di RSB , dinilai banyak dari keluarga mampu , sedangkan warga yang kurang mampu dan termasuk dalam 7 kategori PKH tidak menerima.
Megi menegaskan, kesalahan penerima PKH di RSB disebabkan keegoisan perangkat Desa yang ketika melakukan pendataan penerima PKH hanya dilingkungan keluarganya saja, sehingga masyarakat yang layak menerima, dan betul- betul miskin terabaikan.
Hal itu di perkuat dengan pernyataan Megi bahwa dirinya pekan lalu , menerima tekanan dari Kepala Desa dan Sekdes Desa RSB, terkait dikeluarkannya 11 PKM dari daftar penerima PKH tahun 2019.
” Saya tak senang kalau saya ditekan dan diintimidasi serta di salah-salahkan hanya karena dikeluarkannya 11 KPM itu dari daftar penerima PKH. Kenyataannya 11 KPM itu memang kehidupannya berkecukupan, orang mampu, apalagi 4 KK yang merupakan keluarga pak Sekdes, itu ke 4 nya adalah keluarga mampu yang punya kebun karet, kebun sawit berhektar-hektar, punya sepeda motor 4 unit. Apa itu tidak mampu ? Kenapa kok bisa menerima dana PKH? Sedangkan ada banyak keluarga miskin yang termasuk 7 kategori PKH di desa ini, tidak menerima. Bahkan meski kami para Kadus sudah mengusulkan, tapi setelah sampai di kantor Desa, data kami hilang begitu saja, tidak dipandang. Padahal yang para Kadus ajukan itu adalah data yang real. ” terang Megi dengan nada keras.
Megi juga menyayangkan sikap Kepala Desa RSB, Yarmanis Daulay, yang menyalahkan dirinya atas dikeluarkannya 11 KMP dari PKH. Menurut megi, 11 KPM itu dikeluarkan karena dinilai mampu oleh pemerintah kecamatan dan pendamping PKH yang sudah meninjau kelapangan.
” 11 KPM itu dikeluarkan karena dinilai mampu oleh pemerintah kecamatan dan pendamping PKH yang sudah meninjau langsung kondisi mereka dilapangan , bukan karena saya yang memandai-mandai. Tapi kenapa saya yang di salahkan ? ” , ungkap Megi kesal.
Mengenai PKH ini, Megi minta Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu agar melakukan peninjauan ulang kembali data penerima PKH. Karna kenyataan dilapangan tidak sesuai dengan yang dilaporkan, banyak keluarga mampu yang menerima dana PKH, sedangkan yang betul-betul miskin tidak menerima.
” Kalau data 119 orang itu kita tinjau ulang, masih banyak yang layak untuk dikeluarkan dari daftar penerima PKH. Karena masih banyak orang yang mampu di dalamnya.” ujar Megi
Sementara itu, salah seorang warga Danau Sati yang tengah berada disekitar lokasi wawancara, Masni, mengaku mendukung agar pemerintah melakukan peninjuan ulang terhadap penerima PKH di Desa RSB.
Menurut Masni, banyak sekali warga yang patut menerima PKH, tapi tidak terdaftar sebagai penerima. Sementara yang dinilai mampu, dan berkecukupan justru menerima.
Masni juga menggambarkan tentang kehidupannya. Janda anak dua itu mengaku iri dengan penerima PKH di Desa RSB.
” Jujur saya iri dengan penerima PKH yang ada di desa ini. Mereka sebagian mampu, tapi kok dapat juga dana PKH, sedangkan kami yang miskin kok gak dapat ya. Padahal kayak saya, anak saya dua orang usia sekolah, pekerjaan saya gak ada yang tetap, cuma upahan harian untuk kebutuhan harian dan makan anak-anak, suami pun udah lama berpisah, tapi kok gak dapat ya? Kami yang miskin inilah sebenarnya yang mengharapkan perhatian pemerintah.” Ungkap Masni.
Permasalahan PKH yang tidak tepat sasaran ini menjadi permasalah urgent dan menjadi trending tpik yang hangat diperbincangkan dikalangan masyarakat RSB sejak sepekan terakhir. Namun sangat disayangkan, ketika Kepala Desa RSB, Yarmanis, ketika di hubungi via telfon, Rabu ( 27/ 2/2019) petang, untuk dikonfirmasi justri tidak menjawab panggilan. Bahkan setelah pesan singkat untuk konfirmasi pun dikirim, juga tidak dibalas.(Na)
Komentar