[OPINI] Kendala Serta Peran Orangtua Dalam Sistem Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19

Ditulis oleh:Kinantidwifany,dan Khairun nisaq (mahasiswa PGSD Universitas Islam Riau).

Dosen pegampu:Dea Mustika S.pd.,M.Pd

Pekanbaru:Riaunet.com-Pada masa covid-19 membuat berbagai perubahan ,salah satunya perubahan dalam pendidikan,akibat dari penyebaran covid-19 yang cepat menyebar, membuat  sekolah tatap muka di tiadakan,Menanggapi hal tersebut,pemerintah mengambil kebijakan akan hal ini dengan menganti pembelajaran dengan  cara daring,  berkaitan dengan hal ini pembelajaran daring adalah alternatif yang dilakukan dalam permasalahan pembelajaran pada saat pandemi covid 19.

 

Berbagai kemudahan proses pembelajaran ini, tidak lepas dari adanya kesulitan pula. Seperti halnya peran orang tua sangat penting agar anak dapat tetap semangat, dan tidak merasa tertekan. Bahkan proses pembelajaran di rumah tetap menyenangkan. Adanya pembelajaran daring tentu terdapat berbagai kendala, mulai dari kuota internet, sinyal yang jelek, kurang efektif, dan sebagainya. pembelajaran daring tak lepas dari peran orang tua untuk mengawasi anaknya masing-masing. Orang yang sibuk bekerja, kurang perhatian atau susah dalam membimbing anaknya, merupakan masalah baru pada pembelajaran saat ini. Peran serta orang tua memberikan pengaruh yang besar, karena para orang tua dituntut mampu mengawasi anaknya pada saat pembelajaran.

 

Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi apakah mereka pada akhirnya memenuhi potensi itu. Para ahli percaya bahwa peran orangtua dalam kehidupan anak memiliki dampak yang luas. Keterlibatan orangtua sangat penting bagi anak untuk berprestasi di sekolah. Beberapa orangtu berpikir bahwa itu adalah peran guru untuk mengajar, bukan peran mereka. Tetapi kepercayaan seperti itu tidak merugikan orangtua dan anak-anak. Anak-anak tidak memulai dan berhenti belajar hanya selama hari sekolah. Mereka selalu terbiasa dengan belajar, di rumah, dengan teman, dan melalui pengaruh lain.

Sebagian orang tua berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu hal yang utama, atau bisa dikatan hal yang penting. Semakin berkembangnya zaman masyarakat menyadari akan pentingnya pendidikan. Sehingga dengan keadaan pandemi seperti ini, orang tua tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya. Oleh karena itu peran orang tua menjadi sangat penting dalam tercapainya tujuan belajar, hal itu dengan cara meberi bimbingan yang terbaik pada saat pembelajaran berlangsung. Selain hal itu bimbingan dalam setiap harinya juga tidak kalah penting untuk dilakukan. Berikan pendidikan karakter kepada anak sejak dini tentu akan sangat berdampak besar bagi perkembangannya. Sudah diterapkannya pendidikan karakter setiap harinya, tentu anak akan menjadi lebih bersemangat dalam belajar meskipun dilakukan di rumah. Tingkat kepercayaan diri mengikuti proses belajar. Sehingga kecrdasan anak meningkat dan hasil belajar dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Baca Juga:  Wasekjend PB HMI Kecam Pemukulan Pimpinan HMI Cabang Balikpapan

Proses pembelajaran yang dilakukan secara daring yang disiapkan oleh guru melalui Whatsapp, Google Clasroom, Email, Zoom atau aplikasi yang lainya dan sesuai arahan Kemendikbud harus dapat terlaksana. Pada hal ini orang tua diharuskan memastikan anak tersebut melaksanakan proses pembelajaran dengan baik di rumahnya. Proses ini juga dapat membatasi kegiatan di luar rumah, berkoordinasi dengan guru mata pelajaran, memberikan edukasi kepada siswa menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) di rumah dan lain sebagainya. kegiatan pembelajaran di rumah, dapat dilakukan dengan guru memberikan bahan materi untui dipelajarai, dan terdapat berbagai tugas yang harus diselesaikan. Jika da beebrapa hal yang kurang dipahami dapat dikonsultasikan oleh guru tersebut. Kegiatan ini dilakukan  dengan menggunakan media belajar online yang telah disepakati sebelumnya.

 

Berkaitan dengan sistem pendidikan daring di masa pandemi covid-19,  kami mewawancarai seorang ibu rumah tangga berinisial (Y)  mengenai kesulitan yang dialami ibu (Y)  dalam mengajarkan anaknya pada sistem pendidikan daring di masa pandemi covid 19.

 

Ibu (Y)        :  “Kesulitan yang saya hadapi saat anak saya belajar di rumah yaitu saya harus mendampingi anak saya dalam belajar, saya sebagai orang tua harus menjadi pengganti gurunya disekolah, terkadang susah untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya, saya harus meminta bantuan kepada orang terdekat saya agar dapat dijelaskan bagaimana tugas yang diberikan oleh gurunya tersebut, kesulitan yang lain yaitu saya harus memberikan anak saya smartphone untuk melihat vidio-vidio penjelasan yang diberikan oleh gurunya, sedangkan saya juga perlu smartphone untuk keperluan lainnya, jika saya memberikannya/membelikannya smartphone tidak memungkinkan juga, karena anak saya masih kelas 3 SD, jika diberi smartphone pasti nantinya akan ketagihan memegang smartphone untuk hal-hal yang lain selain pelajaran, dan ia akan cepat melupakan pelajaran-pelajaran yang sudah ia pelajari sebelumnya”.

Baca Juga:  Terkait Dugaan Pungutan Liar & Kabid Dikdas Terkesan 'Mandul', Menteri Pendidikan : " Laporkan Ke Kadisdik "

 

Pandemi covid-19 membuat dunia pendidikan harus bertindak cepat, salah satunya dengan pembelajaran daring. Agar pembelajaran tetap berjalan dan memutus mata rantai penyebaran virus. Peran serta orang tua tidak bisa lepas akan hal ini sehingga dibutuhkannya motivaasi terhadap anak untuk bisa tetap bersemangat sekolah walapun secara daring. orang tua dituntut mampu membimbing anak di rumah, begitupun dengan siswa. Siswa dituntut untuk memahami materi yang disampaikan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Diperlukannya kordinasi yang baik juga antara orang tua dan guru. Langkah terakhir yaitu diadakannya evaluasi agar hasil belajar anak meningkat. Berbagai kendala yang dihadapi orang tua pada pembelajaran daring diantaranya: (1) sinyal internet yang terkadang susah; (2) kuota yang mahal; (2) kurang bisa penuh dalam mendampingi anaknya; (3) Orang tua kurang memahami materi, sehingga tidak bisa maksimal dalam mengajari anak; (4) tidak adanya hanphone, sehinga perlu bertanya kepada temannya secara langsung.(Rls)

Komentar