Pemkab Siak Kembali Menggelar Ghatib Beghanyut sebagai Wisata Religi

Siak328 views

SIAK:Riaunet.com~Pemkab Siak kembali menggelar tradisi kebudayaan turun-temurunn yaitu ‘Ghatib Beghanyut’ yang dilaksanakan usai shalat Isya, Selasa malam (22/10/2019) di Pelabuhan Lalu Lintas Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP) Siak.

Acara yang dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Jamaluddin tersebut dihadiri oleh Pimpinan OPD, Ratusan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Alim Ulama, Tokoh Adat dan Masyarakat, baik dari kota Siak maupun dari luar daerah.

Warga Siak secara turun temurun percaya, kegiatan yang juga disebut ritual tolak bala itu, salah satu cara masyarakat membuang malapetaka dan bencana yang datang ke daerah setempat.

Ketua LAMR Kabupaten Siak, Wan Said mengatakan bahwa tradisi Ghatib Beghanyut sudah ada sejak 1976, hal ini dilaksanakan sebagai upaya menolak bala agar negeri terhindar dari musibah di masa itu.

“Dahulu ada dua cara yang dilakukan untuk melaksanakan do’a (tolak bala), yakni Ghatib Bejalan dan Ghatib Beranyut, dengan menggunakan sampan berhanyut di Sungai Siak,” ujarnya.

Sementara itu, Kadispar Siak Fauzi Asni mengatakan, tahun ini para peserta tak hanya dari Kabupaten Siak saja, tapi juga dari Aceh, Kabupaten Batu Bara dan Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

“Para peserta juga melantunkan dzikir yang dipimpin langsung oleh Dr Syekh H Hasan Haitami, dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul),” katanya.

Ditempat yang sama, Jamaluddin mengatakan bahwa Ghatib Beghanyut ini untuk mengusir penyakit.

“Tradisi ini sudah ada sejak lama. Kalau orang tua kita dulu, behanyutnya mulai dari Kecamatan Tualang, Buatan Koto Gasib hingga ke Mempura,” imbuhnya.

Menurut Jamal, dalam kondisi sekarang ini, selain religius, Ghatib Benghanyut ini sangat bisa mengudang wisatawan datang ke Siak. Baik dari domestik maupun mancanegara.

Baca Juga:  Wabup Siak Lantik Pejabat Administrator dan Pengawas

“Sesuai visi misi Kabupaten Siak sebagai tujuan wisata religius di Sumatera, ke depannya kita berharap, itu kesampaian,” kata dia.

Tradisi melaksanakan zikir dan tahlil berjamaah di atas kapal dan sampan dengan berhanyut di Sungai Siak ini sebelumnya juga dirangkai dengan kegiatan ziarah ke makam sultan-sultan yang ada di Kota Istana. (rdk)

Komentar