Jakarta Pusat:Riaunet.com – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Memperingati acara Milad 9 Windu HMI atau yang ke 72 di hadiri oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Drs. H. Jusuf Kalla, Kementerian Kominfo Bapak Rudiantara, MN Kahmi Bapak Hamdan Zoelfa, Putra ke 2 almarhum Ayahanda Lafrane Pane Bapak Iqbal Pane, Bapak Taruna Ikran (Ilmuwan), Ketua Umum DPP KNPI Harris Pratama, Organisasi Cipayung, dan Tamu undangan lainnya di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Kamis (28/2/2019).
Ada beberapa rangkaian acara di momentum Milad 9 Windu HMI dengan tema “Bersatu Untuk Indonesia Berkeadilan” yaitu dimulai dengan tarian dan kata sambutan serta Orasi Kebangsaan.
Dalam sambutan Wakil Presiden mengatakan bahwa HMI adalah organisasi yang disegani di negeri ini, HMI sudah banyak berkontribusi kepada bangsa Indonesia melahirkan banyak tokoh di posisi strategis dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia Salah satu kontribusi positif yang dimaksud adalah memberikan gagasan-gagasan terbaik untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik di masa mendatang untuk Indonesia sesuai tujuan HMI yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang di Ridhoi Allah SWT.
Kemudian Bapak jusuf kalla juga mengatakan melihat kondisi dinamika pengurus PBHMI saat ini segala tindakan dan pelanggaran amoral serta etik harus ditindak tegas karena HMI adalah organisasi yang berazaskan Islam yang mengedepankan konsep ke Islaman dan kebangsaan sebagai landasan perjuangan.
Sedangkan PJ Ketua Umum Arya Kharisma Hardy dalam kata sambutan mengatakan bulan ini adalah bulan lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ia lahir disaat kondisi bangsa yang belum stabil, saat dimana kolonialisme hendak kembali menjajah dan mengancam kedaulatan Republik Indobesia, oleh karena itu dibulan lahirnya ini, menjadi penting bagi kita semua selaku HMI, untuk melakukan rekontemplasi visi keislaman dan visi kebangsaan HMI untuk masa depan.” kata PJ Ketum PB HMI, Arya Kharisma Hardy.
Putra kelahiran Kota Metro Provinsi Lampung ini menuturkan, penting untuk di sampaikan disini, merawat HMI Sama dengan Merawat Indonesia bahwa peran HMI dalam selama 72 Tahun perjalanannya, yang paling kentara dan signifikan adalah sumbangnya dalam membentuk massa politik yang berdimensi moral dan kalkulatif. Ciri dari massa politik moral ini ditandai dengan ikatan ikatan moral yang kuat. Dimana, Islam sebagai identitas HMI Sedangkan massa politik yang berdimensi kalkulatif ialah bahwa HMI mengetahui tawar menawar dalam politik dimana warga negara Indonesia bukan hanya hanya di jadikan objek kekuasaan saja, oleh karenanya gerakan moral yang terbaik sebenarnya adalah gerakan moral dijadikan dasar untuk gerakan politik.
Terakhir PJ Ketum PBHMI Arya Kharisma Hardy yang tak kalah penting kami mengajak kepada seluruh kader HMI se Indonesia untuk bagaimana kita tetap bisa berkontribusi, memberikan masukan dan mendorong pemerintah untuk memperkuat karakter dan kebudayaan kita sebagai bangsa yang berdaulat, memperjelas identitas kebangsaan sebagaimana yang dirangkum dalam pidato trisakti Soekarno pada tahun 1963, berdaulat secara politik, bedikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial-budaya. Selamat Dies Natalis HMI Ke 72 bahagia HMI Jaya kohati, Jayalah Indonesia, tutupnya diikuti tepukan tangan tamu udangan.
Dalam Kata Sambutan MN Kahmi Kakanda Hamdan zoelva menyebutkan kepada kader-kader HMI untuk menjaga persatuan bangsa. Hal ini adalah bagian dari komitmen HMI dalam merawat keIslaman dan keIndonesiaan.
Acara Dies Natalis 9 windu HMI atau ke 72 dengan tema “Bersatu Untuk Indonesia Berkeadilan” di Masjid Sunda Kelapa ditutup dengan orasi kebangsaan, pementasan tari Lampung dan Do’a. (rls/hd).
Komentar