KUANSING:Riaunet.com~Sudah tiga tahun berjalan, program internet Desa di Kabupaten Kuansing masih menjadi tanda tanya besar.
Menurut Edo Cipta Wiganda, menteri sosial Politik BEM-KM UMRI bahwa dari awalpun sudah ada penolakan terhadap program jaringan internet yang memakan biaya sangat besar, namun pemerintah tetap melanjutkan, ini menjadi tanda tanya buat kita semua, sepertinya program ini bukan lagi untuk kesejahteraan rakyat tapi untuk sesuatu yang menguntungkan sepihak.
“Saya minta, jika ingin melanjutkan maka berilah keringanan untuk desa, kalau tidak lebih baik di tutup saja program ini, karena menurut saya 36 juta itu bisa di alokasikan untuk keperluan desa yang lebih penting,” kata Edo, Rabu (11/3/2020).
Disebutkannya bahwa Forum Kepala Desa di Kabupaten Kuansing-Riau ternyata sudah menolak adanya program internet desa yang dikelola oleh PT Icon Plus anak dari Perusahaan PLN. Ini dikarenakan biaya yang dinilai pemerintahan desa terlalu mahal.
Dimana setiap tahun desa di Kuansing harus mengalokasikan sebesar Rp 36 juta untuk membayar internet desa yang disetor melalui Bank Mandiri.
“Mungkin ini akan jadi bahan pertimbangan untuk pemerintahan kabupaten karna sudah banyak penolakan terhadap program tersebut. (Red)
Komentar