ROHIL:Riaunet.com~Tumpah ruah, warga Tionghoa Rokan Hilir (Rohil) turun ke jalan untuk mengikuti proses tradisi bakar tongkang di Bagansiapiapi. Api besar pun melalap kapal menandai telah puncaknya acara heboh dan meriah ini.
Prosesi acara ini dilaksanakan, Rabu (19/6/2019) dimulai pukul 15.15 WIB. Terlihat seluruh peserta berkumpul di Kelenteng In Kok Kiong yang berpusat kota Bagansiapiapi.
Acara Tradisi bakar tongkang tersebut diikuti 100 kelenteng yang ada id rohil. Masing-masing kelenteng ikut andil dalam memeriahkan tradisi sudah berjalan selama135 tahun lalu.
Dari berbagai tingkatan usia dalam mengikuti Festival ini. Mereka berbaris dari depan kelenteng hingga memanjang seratusan meter. Badan jalan pun menjadi sesak oleh warga Tionghoa yang melakukan ritual.
Sejumlah peralatan ibadah yang mereka panggul ditenteng setiap kelompok. Berbagai hiasan ala Tiongkok meramaikan festival ini. Setelah memanjang sekitar 200 meter, barulah muncul tongkang alias kapal replika dengan panjang sekitar 8 meter lebar 2 meter. Kapal itu dihiasi tiang layar dengan kontruksi dari kayu. Dinding kapal tongkang ini hanya dilipasi kertas berwana warni.
Kapal tongkang inilah yang dipinggul oleh sekelompok pria. Setelah itu, dari depan kelenteng tongkang ini diarak. Sekitar lebih dari 100 meter lagi warga mengiringinya dari belakang.
Para warga ini menuju ke lokasi tempat pembakaran tongkang yang mesti berjalan kaki sepanjang 2 km. Seluruh perserta membawa hio yang telah dibakar ujungnya. Bisa dibayangkan bagaimana sesaknya napas akibat asap Hio yang terus menyala sampai ke lokasi yang memakan waktu hampir 1 jam.
Terkadang mata pun sangat rawan terkena debu hio. Namun demikian, seluruh perserta tetap hikmat mengikuti prosesi pembakaran tongkang ini.
Setiap yang dilalui perserta, warga Tionghoa lainnya telah menyedikan berbagai jenis minuman kaleng yang dingin. Minuman dibagikan secara gratis ke seluruh perserta yang jumlahnya ribuan orang. Berbagai sumbangan minuman di terima para perserta karena mereka berjalan di suasana yang cukup panas di bawah teriknya matahari.
Setelah itu akhirnya mereka sampai di lokasi dipercayai dulunya adalah tempat awal kapal warga Tionghoa pertama kali mendarat dan dibakar bersama agar tidak kembali ke kampung halaman di Fujian, China.
Selain itu, jutaan tumpukan kertas bertuliskan China sudah lebih dulu dikumpulkan. Di atas tumpukan kertas itulah, kapal tongkang replika yang diarak tadi diletakan. Sebelum tongkang dibakar, terlebih dahulu sejumlah pejabat pemerintah diundang ke atas.
Suyatno selaku Bupati Rohil dan utusan Kementerian Pariwisata, Kadis Parwisata Riau, Fahmizal ikut naik keatas. Termasuk juga jajaran Polres dan Kodim setempat. Mereka melambaikan tangan dari atas kapal tersebut yang disambut tepuk tangan meriah.
Setelah akan di bakar, para pejabat pemerintah ini turun, proses pembakaran pun mulai dilakukan. Jutaan lembar tumpukan kertas tadi mulai disulut api.
Kobaran api membuat suasana menjadi panas. Tumpukan kertas pun menjadi lautan api yang memerah. Sekelompok orang dalam acara ini juga ada yang keserupan. Di saat api membara, hawa panas sangat terasa berjarak 50 meter. Namun ada satu pria yang kesurupan justru berjarak hanya 10 meter saja dari bara api sambil mengibarkan bendera.
Saat api membara inilah, seluruh perserta juga melemparkan hio yang mereka bawa ke lokasi. Selama proses pembakaran berlangsung, seluruh perserta berdoa.
Dalam rosesi ini, ada dua tiang kapal yang berdiri tegak dengan panjang yang berbeda sebagai tempat tiang layar, harus ditunggu sampai jatuh.
Mereka akan melihat arah mana kedua tiang tadi jatuhnya. Dalam proses kali ini, kedua tiang kapal sama-sama jatuh ke arah laut. Mereka meyakini bahwa rezeki tahun ini akan mereka dapatnya dari laut.
KaDis Pariwisata Riau, Fahmizal mengatakan bahwa acara ini sudah menjadi tahun kalender wisata di nasional. Masyarakat Tionghoa yang merantau ke sejumlah kota di Indonesia kembali ke kampung halamannya di Bagan.
“Wisatawan pun banyak yang hadir dalam acara bakar tongkang ini. Termasuk wisatawan asal Prancis yang datang,” katanya.
Ditempat yang sama Suyatno mengatakan, tahun ini ada perantau warga Tionghoa yang mendanai 500 orang dari Jakarta untuk ikut acara ini.
“Tidak tahu persis siapa pengusahanya itu. Yang pasti kita menerima laporan ada 500 warga Jakarta yang asal usul keluarganya dari Bagansiapiapi di berikan ongkos tiket pesawat PP oleh satu orang. Ini menunjukan warga perantau tersebut sangat cinta tanah kelahirannya,” ujarnya.
Diharapkan agar acara bakar tongkang ini dapat mempererat persatuan warga, khususnya di Rohil dan umumnya di Indonesia.
“Mari melalui tradisi ini kita tetap menjaga persatuan dan kesetuan bangsa,” kata Bupati Rohil Suyatno. (**)
Komentar