Terkait Pengusiran Wartawan Oleh Tim Salah Satu Caleg di Banda Aceh, Ini Kata Ketum FWOI

Nasional400 views

Jakarta:Riaunet.com~Calon legislatif (Caleg) yang tidak memiliki martabat jangan dipilih, karena dia tidak layak menjadi panutan wakili rakyat, apalagi caleg tersebut telah menduduki anggota dewan sebelumnya.

Caleg seperti itu sudah jelas tujuan untuk maju kembali sebagai anggota dewan adalah  untuk kepentingan dan keuntungan dirinya, bukan lagi sebagai perpanjangan tangan rakyat.

Hal ini dikatakan Ketua Umum Forum Wartawan Online Indonesia di Jakarta, Sabtu (10/10/2018) menanggapi  pengusiran wartawan yang terjadi  di warung kopi, Banda Aceh.

Dikatakannya, anggota dewan itu harusnya bisa menjadi figur panutan rakyat. Dia harus bisa melayani rakyat bukan untuk dilayani rakyat. Mindset-nya harus jelas dan tahu.

“Jika pola pikirnya sudah salah maka diduga orangnya pun bermasalah. Jadi tolak anggota dewan yang ingin maju tetapi memiliki watak yang tidak bisa menghargai orang lain sebagai caleg,” tegas Ketum FWOI.

Sosok  sombong karena dia tidak bisa menghargai orang lain. Misinya, hanya untuk keuntungan pribadinya,” tambah Ketua Umum FWO Indonesia lagi.

Sebagaimana diberitakan di media, tim anggota DPR RI dari Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, telah mengusir wartawan RH dari warkop 88 Lamdingin, Banda Aceh pada Jumat 9 November 2018 kemaren, sedang wartawan itu datang ke tempat itu untuk menemui rekannya.

Tindakan  pengusiran wartawan yang dilakukan tim Teuku Riefky Harsya, kata Marnala, tidak manusiawi dan arogan, apalagi pertemuan itu dilakukan di tempat umum yang notabene siapa saja bisa datang ke tempat itu.

Menurut Marnala, meskipun yang mengusir wartawan itu bukan Teuku Riefky secara langsung, tapi dia tetap harus bertanggung jawab atas tindakan prilaku anggota tim-nya.

“Namanya saja di warung kopi, jadi  siapa saja bisa datang kesana karena tempat itu bukan tempat privacy. Masa anggota dewan gak paham sih?
Seharusnya kalo tidak mau terusik pertemuannya buatlah di tempat yang sesuai peruntukkannya, bukan di  warung kopi,” katanya.

Baca Juga:  Kapolres metro jakbar: Perubahan Mindset dan Culture Set Menuju Polisi yang Promoter

Jadi, meskipun tempat tersebut sudah di booking, hal itu bukan berarti berlaku untuk kepentingan dirinya saja. Disini ada hak konsumen yang perlu diperhatikan dan dihargai,” tegas Marnala geram [Rom].

Komentar