SIAK:Riaunet.com~Wakil Ketua Dekranasda kabupaten Siak Ananda Laila Putri tutup pelatihan desain dan pewarnaan batik di Gedung Wanita, Siak Sri Indrapura, Jum’at (25/3/2022).
Hal itu adalah salah satu upaya untuk mengajak generasi muda menekuni membatik sebagai salah satu budaya bangsa. Salah satunya dengan cara memfasilitasi anak-anak muda untuk terjun secara langsung dalam praktik membatik.
“Ada pembukaan, ada penutupan, tentunya kita semua berharap akan ada episode selanjutnya, dan ibu Dina serta pak Hamka bisa datang lagi ke Siak,” kata Nanda istri Wabup Siak ini.
Dengan adanya pelatihan tersebut Nanda menginginkan tumbuhnya rumah-rumah produksi batik Siak yang dapat membuka lapangan pekerjaan.
“Mudah-mudahan ini kedepannya bisa menjadi peluang bisnis, sehingga membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi bagi pelaku usaha,” harapnya.
Kegiatan tersebut berjalan atas bantuan dari PT TGI RO III Pekanbaru yang dijembatani oleh Kadis Transnaker. Oleh karena itu dirinya menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan.
Dikesempatan itu Wakil Ketua Dekranasda Siak menyerahkan sertifikat kepada para peserta dan sekaligus menyerahkan cenderamata kepada narasumber. Selain itu, selaku narasumber Dina Isfandiary juga memberikan sertifikat kepada seluruh peserta pelatihan.
Salah seorang peserta, Wahyu Fajri asal Siak mengatakan ada keasyikan tersendiri menggambar pola atau motif batik pada kain mori, hingga proses mencanting dengan lilin yang sudah dicairkan.
“Dibutuhkan kesabaran dalam menggoreskan lilin agar tak keluar dari pola gambar. Sesekali lilin panas mengenai tangan, tapi tak menyurutkan semangat membatik,” ujarnya.
Wahyu berharap kegiatan tersebut menjadi awal kebangkitan sehingga bisa membuat karya-karya yang bagus sehingga mengangkat batik Siak dan mampu bersaing dengan batik daerah lainnya.
Tak lupa dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemda Siak, khususnya Dekranasda Siak yang telah menggelar kegiatan pelatihan tersebut serta bapak dan ibu narasumber yang sabar memberikan ilmu kepada para peserta pelatihan.
Senada dengan itu, Silviana Ramadani menuturkan dengan belajar membatik dia menjadi tahu proses pembuatan kain batik, yang tidak mudah. Belum semua orang mengetahui pembuatan batik itu. Oleh sebab itu batik sebagai identitas budaya Indoensia harus dijaga dan dilestarikan.
“Setelah mencoba langsung, ternyata tidak mudah. Harus sabar dan fokus. Selain itu sebagai generasi muda, kita harus bangga menggunakan batik, terutama batik Siak ini,” ujarnya. (rdk)
Komentar