Bireuen:Riaunet.com-Sekitar dua puluh lima orang pengungsi muslim Rohingya asal negara Myanmar, kabur dari tempat penampungan di Lokasi Komplek Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Bireuen.
Mereka lari pada malam yang terjadi dua kali dalam bulan Desember 2018 silam. Pertama kali sekitar pukul 04,15 wib, Jumat (13/12)tujuh orang. Kedua, pada Senin (24/12) sekira pukul 03,30 wib, mereka kabur lagi empat belas orang. Sedangkan empat orang lagi, Selasa (08/01)diperkirakan pukul 18,30 wib (jelang magrib), petugas jaga dari kesatuan Satpol-PP Bireuen, baru mengetahuinya saat melakukan absensi.
Koordinator Tagana Dinas Sosial Kabupaten Bireuen Ruslan Abdul Gani, bersama sejumlah petugas Satpol – PP, dikomplek SKB Bireuen, kepada wartawan Kamis(10/01) menyebutkan kaburnya pengungsi itu tiga kali,jumlah keseluruhan sebanyak dua puluh lima orang. Mungkin akibat sudah jenuh belum dipindahkan ketempat lain, sekarang ini sisa 54 orang.
Sebelumnya Pengungsi muslim Rohingya asal negara Myanmar yang jumlahnya sekitar 79 orang,laki dan perempuan,(termasuk anak anak) terdampar di Laut Selat Malaka, Pantai Kuala Raja, Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen , bulan Juni 2018, akibat perahu kayu bocor dan mesin mati , terkatung – katung di Laut lepas sudah lima belas hari, ditemukan oleh nelayan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bireuen Murdani, yang dikonfirmasi hal ini membenarkan para pengungsi sejak kejadian itu, dibawa tempat penampungan sementara di SKB. Dibantu pakaian, tempat tidur, makan tiga kali sehari dan penyediaan air bersih untuk minum dan wudhuk. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bireuen bersama masyarakat turut membantu, memberikan bantuan.
“Setiap bulan biaya hidup mareka sekitar Rp 100 Juta, belum termasuk rekening air bersih harus kita bayar pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kreueng Peusangan Bireuen, sejumlah enam juta rupiah,”ungkap Murdani.
Wakil Bupati Bireuen Muzakkar A Gani, dihubungi secara terpisah, Kamis (10/01),di ruangan kerja di Kantor Pusat Pemerintahan Cot Gapu Jalan Medan – Banda Aceh Kabupaten Bireuen,cukup banyak sudah dibantu, kami “sudah tidak tahan lagi biaya yang dikeluarkan” dan diharapkan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Aceh,kiranya dapat mengambil alih sisa pengungsi tersebut.
“Sisa pengungsi sekitar 54 orang, sampai kini masih ditanggung biaya hidup,sedangkan 25 orang yang kabur sampai kini belum kembali, walaupun sudah kami cari,bersama masyarakat dan aparat pemerintah”. Yang sebelumnya pengungsi ini tujuan ke negeri jiran Malaysia, jelas Muzakkar A Gani .[MI].
Komentar