Nova: Orang Aceh Perantau yang Sukses

Berita Aceh585 views


Palu:Riaunet.com-Sejak lampau, Orang Aceh terkenal suka merantau, betah dan sukses. Mudah berbaur, ramah, ulet dan tekun adalah beberapa kunci kesuksesan masyarakat Aceh di tanah rantau.


Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah, saat bersilaturrahmi dengan masyarakat Aceh yang bernaung dalam Paguyuban Kerukunan Masyarakat Aceh di Palu, Selasa (12/2/2019) malam.


“Orang Aceh memang dikenal suka merantau sejak lama. Sikap mudah berbaur, ramah, ulet dan tekun menjadi kunci sukses para perantau Aceh di negeri orang,” ujar Nova dalam press rilisnya yang diterima media ini. 


Plt Gubernur juga berbagi kisah tentang pertemuannya dengan puluhan masyarakat Aceh di Morotai, hingga cerita sukses putra Aceh menjadi legislator di tanah Papua. Bahkan ada yang menjadi Bupati Malang dan Wakil Gubernur Jawa timur.


“Saat masih menjadi anggota DPR RI, saya pernah berkunjung ke Morotai. Betapa terkejutnya saya, ternyata ada puluhan masyarakat Aceh di sana. Kalau ASN atau TNI/Polri mungkin wajar, namun mereka dari sektor swasta. Dan, yang lebih ekstrim saya jug bertemu dengan Pak Wahidin di Papua. Pak Wahidin adalah putra Aceh yang sukses menjadi anggota legislatif hingga dua periode. Bahkan beliau menolak saat dicalonkan untuk periode ketiga,” lanjut Nova.


Beberapa contoh sukses lain juga disampaikan oleh Plt Gubernur. Salah satunya adalah Hamid, putra Aceh asal Gayo Lues yang sukses menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur.


Dalam pertemuan tersebut, Nova juga berjanji akan menindaklanjuti keinginan Paguyuban Kerukunan Masyarakat Aceh di Palu yang berkeinginan memiliki sebuah bangunan yang akan dijadikan sebagai tempat bersilaturrahmi dan kegiatan budaya anggota KMA di Palu.


“Saya sepakat dengan Ketua KMA. Memang harus ada sarana berkumpul bagi warga masyarakat Aceh dimanapun berada. Hal tersebut penting agar masyarakat di perantauan selalu guyub, rukun dan kompak. Skema bantuan itu sudah kita lakukan di surabaya dan Padang. Namun tentu ada aturan mekanisme yang harus kita lakukan bersama,” imbuh Nova.

Baca Juga:  KETUA PERSIT KCK CABANG XXI SAMBANGI JAJARAN RANTING WILAYAH LANGSA


Sebelumnya, Saifuddin selaku Ketua KMA di Palu, mengungkapkan saat ini setidaknya ada 157 KK masyarakat Aceh di Palu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80 persen di antaranya tersebar di Palu, Sigi dan Donggala, sedangkan 20 persen sisanya menetap di Poso. Meski sering menggelar pertemuan, namun belum ada tempat khusus untuk berkumpul.


“Kalau ada bangunan khas seperti Rumoh Aceh di Palu ini, tentu dapat kita jadikan sebagai tempat berkumpul, bersilaturrahmi dan sebagai rumah singgah bagi warga Aceh yang berkunjung ke Palu,” ujar pria yang sudah 27 tahun menetap di Palu itu. Saat ini, Saifuddin menjabat sebagai Sekretaris PUPR di Pemprov Sulawesi Utara.


Dalam silaturrahmi tersebut, Saifuddin turut didampingi oleh Zulkifli. Saat ini, pria kelahiran Aceh Timur itu menjabat sebagai Kakanwil Hukum dan HAM Provinsi Sulut. Selain itu juga didampingi alumni Fakultas Teknik Unsyiah, yang saat menjadi Dosen Fakultas Teknik Universitas Tadulako serta sejumlah pengusaha asal Aceh yang sukses di Palu.


Saifuddin juga mengungkapkan, selama ini KMA selalu di undang dalam setiap kegiatan resmi di Palu. “Kami juga tetap melestarikan adat dan budaya Aceh pada setiap event keagamaan dan event yang diikuti. Kami jug terharu, karena baru kali ini dikunjungi oleh Gubernur Aceh. Kami do’akan Bapak sehat selalu dan bisa datang lagi untuk meresmikan Masjid Nurul Hasanah saat selesai nanti.””Setelah pulang ke Aceh nanti, ingat-ingatlah bahwa ada kami, saudara sesama Aceh di Palu ini,” pungkas Saifuddin.Sementara itu, di akhir sambutannya Plt Gubernur Aceh menyatakan, bahwa silaturrahmi adalah salah satu dari sekian banyak peninggalan besar Rasulullah kepada umat manusia.


“Saya kutip ini dari Pak Yusuf Kalla saat beliau menjabat sebagai Wapres era Pak SBY, saat itu beliau berkata, ‘Saya meyakini betul bahwa Tuhan tidak pernah menutup pintu tanpa membuka pintu yang lain. Selalu ada hikmah di balik bencana’. Mungkin tidak akan ada silaturrahmi ini tanpa musibah gempa, tsunami dan likuefaksi. Maka mari kita syukuri pertemuan ini sebagai sebuah hikmah kecil yang nanti Insya Allah akan disusul dengan hikmah lain yang lebih besar,” imbuh Nova. (MI)

Baca Juga:  Dari Tidak Dibayar Gaji, Hingga Dipersekusi Di Desa Sendiri

Komentar