Banda Aceh:Riaunet.com– Pelaksana Tugas Sekretaris
Daerah Aceh T Helvizar Ibrahim, menegaskan
bahwa Aceh sangat terbuka untuk investasi.
Berbagai kebijakan terkait investasi terus
dibenahi untuk menarik minat investor ke
Aceh.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Helvizar,
saat menerima kunjugan dari Konsulat
Jenderal Singapura Medan Richard Grosse, di
ruang kerja Sekda Aceh, Senin (18/2/2018).
“Saya sangat mengapresiasi kunjungan hari ini,
apalagi kita masih serumpun, jadi banyak hal
yang bisa kita lakukan terutama terkait
investasi Singapura di Aceh. Saat ini kami
terus berbenah untuk mempermudah investor
berinvestasi di Aceh. Oleh karena itu,
Pemerintah Aceh tentu sangat menyambut baik
jika Singapura ingin berinvestasi di Aceh,” ujar
Helvizar.
Helvizar juga mengungkapkan, di masa
rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca
gempa bumi dan tsunami 2006 lalu, Singapura
pernah membantu pembangunan dermaga dan
rumah sakit di Kabupaten Aceh Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Helvizar juga
memperkenalkan Kawasan Ekonomi Khusus
Arun Lhokseumawe (KEKAL) dan Kawasan
Industri Aceh (KIA) Ladong. Beberapa sektor
dan komoditi unggulan juga ditawarkan
kepada Konjen Singapura, di antaranya kopra,
kelapa sawit dan tuna.
“Saat ini komoditi kopra sedang kita galakkan
kembali. Selain itu Aceh juga memiliki potensi
minyak nilam dan kelapa sawit. Selama ini,
Aceh baru mampu memproduksi pada turunan
pertama saja. Misalnya saja minyak kelapa, kita
baru mampu memproduksi Crude Palm Oil
(CPO) saja,” ungkap Helvizar.
Padahal, sambung Plt Sekda, jika semua
produk turunannya mampu diproduksi di Aceh,
maka potensi ekonominya tentu akan lebih
besar. Selain itu, akan semakin banyak tenaga
kerja yang terserap. Oleh karena itu. Helvizar
mengimbau agar Singapura berinvestasi di
Aceh, terutama hilirisasi di industri sawit dan
sektor lainnya.
Helvizar menambahkan, Pemerintah Aceh terus
membenahi sektor pariwisata. “Saat ini
pariwisata menjadi primadona, sektor ini
bahkan telah menjadi salah satu penyumbang
devisa negara terbesar. Dengan segala potensi
yang dimiliki, Aceh sangat potensial untuk
dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan
wisata dunia.”
Selama ini, sambung Helvizar, berbagai potensi
wisata terus dibenahi dan dikembangkan di
Aceh. Salah satu ikon pariwisata Aceh adalah
Sabang yang terkenal dengan wisata alam,
kuliner dan wisata alam bawah laut. Selain itu,
wilayah Dataran Tinggi Gayo sebagai ikon
agrowisata.
“Dataran Tinggi Gayo terkenal sebagai daerah
penghasil kopi. Bahkan, bahan dasar starbuck
berasal dari kopi yang diproduksi di Gayo.
Dalam pemaparannya, Helvizar juga
mempromosikan potensi wisata surfing dan
kuliner di Pulau Simeulue, Pulau Banyak dan
sejumlah objek wisata di wilayah Pantai Barat
Aceh.
“Pemerintah Aceh sangat fokus membangun
sektor pariwisata karena sektor ini
membutuhkan investasi yang namun dapat
menyerap banyak tenaga kerja,” kata pria yang
saat ini juga menjabat sebagai Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
itu.
Helvizar juga menambahkan, saat ini, belum
ada penerbangan langsung Aceh-Singapura.
Menurut Helvizar, hal ini menjadi salah satu
factor minimnya kunjungan wisatawan
Singapura ke Aceh. Oleh karena itu, Plt Sekda
menyarankan agar Konjen Singapura dapat
mengusahakan untuk membuka rute
penerbangan Singapura Aceh maupun
sebaliknya.
Hal ini terus kita genjot untuk menghadirkan
kesejahteraan bagi masyatakat.
“Saat ini, Pemerintah Aceh sedang berusaha
berlari kencang menyelenggaraka
pembagunan
dalam upaya menghadirkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, kami sangat
menyambut dengan tangan terbuka jika
Pemerintah Singapura dan para pengusaha
Singapura ingin berinvestasi di Aceh,” imbuh
Helvizar.
Plt Sekda Aceh itu juga berharap agar
Pemerintah Singapura dapat menjalin
kerjasama terkait pelatihan untuk para fresh
graduate sebelum masuk ke dunia kerja.
“Kedisiplinan dan penggunaan teknologi serta
efisiensi waktu tentu menjadi hal yang harus
kami pelajari dari masyarakat singapura. Untuk
itu, jika ada program tersebut kami siap
bekerja sama,” pungkas T Helvizar.
Sementara itu, Konjen Singapura Richard
Grosse, dalam pertemuan tersebut
mengungkapkan, terkait sektor pariwisata di
Indonesia, selama ini yang dikenal oleh
masyarakat dunia, Indonesia adalah Bali. Oleh
karena itu kunjungannya hari ini ke Aceh
penting untuk mengetahui, bahwa Indonesia
bukan hanya Bali.
Pertemuan diakhiri dengan pertukaran
cinderamata. Dalam pertemuan tersebut, Plt
Sekda turut didampingi oleh Asisten II Bidang
Perekonomian dan Pembangunan Taqwallah
dan Kepala Biro Perekonomian Amirullah.
Didampingi seorang staf, Konjen Singapura
direncanakan akan berkunjung ke Sabang
untuk melihat potensi investasi, di wilayah
paling barat Indonesia itu. (MI)
Komentar