Panen Raya Di Bireuen, Petani Kesulitan Mesin Pemotongan Padi

Berita Aceh246 views


Bireuen:Riaunet.com-Petani pada lima Kecamatan di Kabupaten Bireuen, Saat menghadapi panen raya, sangat kesulitan untuk memperoleh mesin pemotong padi, bahkan memotong pakai tenaga manusia, juga payah didapatkan sehingga kondisi buah padi bisa rontok. 


Hal ini sebagaimana dijelaskan sejumlah petani, di gampong Geulanggang Tengah Kecamatan Kota Juang Kab Bireuen, dalam keluhanya kepada media ini Sabtu(09/03)menyebutkan bahwa saat ini petani sedang menghadapi panen raya, tanaman padi musim gado Desember 2018 sampai kini sudah bisa panen. 


Tanaman padi, sudah cukup masak secara serentak pada sejumlah desa di Kecamatan Kota Juang, Juli, Kuala, Jeumpa dan Kecamatan lainnya, dalam wilayah Kabupaten Bireuen, untuk dapat memanen mareka cukup sulit mencari mesin pemotong padi, sebut, Junaidi bersama ketua Kelompok Tani di sejumlah gampong. 


Kesulitan mesin pemotong padi, setiap panen tiba terjadi sebab Pemerintah Kabupaten Bireuen, Belum menyediakan mesin ini untuk petani, bahkan pula Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen juga Dinas Perkebunan dan Pertanian Provinsi Aceh, mengabaikan kebutuhan mendesak petani ini. 


Memang sekarang ini, untuk memanen padi, pihak petani lebih suka, memakai bantuan mesin canggih ini, sebab ringan biaya panen Rp 250, permeter persegi,tanpa penambahan biaya lain, gabah sudah bisa dibawa pulang ke rumah, tambah Iskandar, petani diKecamatan Juli. 


Kekurangan mesin pemotong padi Sangat meresahkan petani disana, karena buah padi akan rontok, sebab usia panen sudah tiba, oleh sebab itu, minta kepada Pemerintah Kabupaten Bireuen dan Dinas Perkebunan dan Pertanian Provinsi Aceh, segera menyediakan mesin itu, minimal setiap Kecamatan dua sampai tiga unit, sesuai luasnya sawah. 


Sawah produktif, petani masih memanfaatkan Irigasi Pante Lhong II di Bendungan Juli Teupin Mane, seluas 8643 hektar, belum lagi sawah tadah hujan masih memakai sejumlah waduk, jadi kesulitan petani juga saat penanaman padi kurangnya tenaga kerja manusia, yang sering dipakai ibu ibu rumah tangga, dengan ongkos tanam satu hari Rp 75 ribu, belum lagi makan minum ditanggung pemilik lahan. 

Baca Juga:  Petingati Hari Sampah Nasional, Ditpolairud Bersihkan Sampah di Pantai Syiah Kuala


Panen raya Maret 2019 ini, secara serentak pula cukup gembira bagi petani, kondisi tanaman padi sangat baik perawatan dan pemupukan,setiap hektar mencapai  delapan sampai dua belas ton, ternyata waktu panen raya kesulitan mesin tersebut, mungkin diseluruh Provinsi Aceh juga demikian, menghadapi panen serentak. 

Pengamatan media ini, disejumlah gampong sentra padi, petani cukup sibuk, untuk memanen padi mareka, agar tidak  rontok, untuk secara tradisional pakai manusia juga cukup langka, sampai ibu ibu rumah tangga per kelompok harus bantu, petani ,ujar Adami, petani Kecamatan Jumpa Bireuen. 


Pakai tenaga secara manual, selain mahal dan terkesan lamban, membutuhkan biaya banyak, ongkos  potong sekitar Rp 200 sampai Rp 250 permeter, ditanggung makan Dan minum, begitu pula angkut seuneubai padi, ketempat prontok padi, kadang kala, untung yang didapat hasil panen sangat sedikit, tapi cukup gembira bagi petani karena bisa membayar zakat harta dari panen padi, kepada Allah SWT, ungkap ibu Hendon bersama suaminya Rahmad, di lokasi panen areal sawah di Gampong Geulanggang gampong. 


Menjawab pertanyaan, media ini, berapa harga gabah siap panen, menurut Rahmad, kini bervariasi untuk padi potong mesin Rp 4400 /kg sedang manual Rp 4700 sampai Rp 5000/kg, sesuai mutu gabah kandungan air, dengan harga itu petani kurang beruntung sebab ongkos sejak penanaman sampai panen cukup banyak sangat besar mengeluarkan Biaya turun kesawah,  pemerintah Kabupaten Bireuen  bersama Badan Logistik (Bulog) harus beli gabah petani mulai harga Rp 5500 sampai Rp 6500/kg,baru bergairah petani. 


Walaupun demikian, merasa bersyukur kepada Allah SWT, panen baik tidak ada gangguan dari hama penyakit  dan yang lebih penting dapat menunaikan zakat hasil panen padi mareka, tambah Samsul, warga Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen (rizal jibro). 

Baca Juga:  Presiden Resmikan Pembangunan Tol Aceh Bulan Desember 2018

Komentar