Aceh Utara:Riaunet.com-Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Utara, Propinsi Aceh menggelar Bimbingan Perkawinan (Bimwin) Pra Nikah Calon Pengantin (catin) Angkatan ke XVIII Tahun 2018.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yakni mulai Selasa – Rabu, 13 – 14 November 2018 di aula Kantor Camat Lhoksukon. Adapun pesertanya adalah para calon pengantin dengan jumlah pasangan sebanyak 25 pasang atau 50 orang, yang berasal dari Kecamatan Lhoksukon, Baktiya Barat, Cot Girek dan Kecamatan Lapang
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi modal pengetahuan dan pemahaman bagi calon pengantin dalam menjalani kehidupan rumah tangga,”kata Ketua Panitia Ridwan, S.HI kepada media ini, Rabu (14/11/2018).
Selain itu, tambah Ridwan, Bimwin adalah wujud nyata pemerintah melalui kementerian agama untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera,”
” Masyarakat sejahtera hanya bisa terwujud melalui keluarga yang sakinah dan sejahtera, oleh karena keluarga adalah merupakan komponenen masyarakat yang terkecil”, pungkasnya.
Adapun materi yang disampaikan Ustadz Shaifuddin Fuady,S.Ag. MA, hal-hal yang terkait dengan masalah perkawinan dari sudut pandang Agama, Mewujudkan Generasi berkualitas.
Dia mengatakan, calon pengantin perlu mendapat pengetahuan tentang cara mewujudkan keluarga bahagia, antara lain kemampuan calon pengantin (catin) untuk dapat membangun kesadaran bersama mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas.
“Generasi berkualitas diantaranya diwujudkan dengan proses pernikahan yang sah, dengan dibarengi pula proses melahirkan anak yang diawali mengajarkan tauhid, serta peran ayah dan ibu sangat dominan setelah anak lahir,”ujarnya.
Dia menyarankan bahwa para ibu dan ayah wajib satu komando (kompak) dalam mendidik anak. Apalagi anak usia dini (1 s/d 5 tahun) sangat besar peran orangtua yang memberi pendidikan agama, hal ini untuk perkembangan anak kedepannya. Oleh karenanya, orang tuanya harus menjadi roolmodel atau contoh teladan bagi anaknya. Jangan hanya menyuruh anaknya shalat, orangtuanya tidak shalat. Orang tuanya tidak baca quran. Lalu anak-anaknya disuruh ngaji. Mereka terkadang mempunyai cara masing-masing bagaimana si anak bisa menjadi baik dan benar.
Komentar