Tiban:Riaunet.com-Serda Santoso selaku Babinsa desa Sumur Jalak Koramil 0811/06 Plumpang, berawal dari keluhan warga, yaitu akses jalan menuju pemakaman. Menurut warga untuk melakukan pemakaman harus melintasi sungai yang dalamnya kurang lebih 6 meter dengan lebar sekitar 7 meter, namun jika hujan warga harus meminjam mobil ambulan RSUD dr. Koesma Tuban untuk mengatar jenazah memutari 3 desa.
Babinsa Serda Santoso akhirnya melakukan diskusi dengan RT dan perangkat desa yang dipimpin oleh bpk. Laman selaku Kepala Dusun untuk mengatasi hal tersebut. Diskusi tersebut memutuskan untuk membangun jembatan dengan dana sawadaya.
Marjuki (50) selaku warga desa menceritakan proses pembangunan dilakukan secara gotong royong setiap minggu selama lebih dari satu tahun. Rasa gotong royong ditunjukan dengan seluruh warga baik laki-laik dan perempuan berpartisipasi dalam pembangunan jembatan tersebut.
Laman (53) selaku Kepala Dusun mengatakan dana swadaya ini tidak mencukupi, sehingga tokoh masyarakat dan tokoh agama bergerak mencari donatur berupa dana maupun material. Proses pembangunan ini juga didukung oleh doa dari masyarakat yang dipimpin oleh tokoh agama di desa tersebut.
Dino (51 th) selaku tokoh agama menuturkan selalu mengadakan doa bersama untuk kelancaran pembangunan jembatan.
Kapten Arm. Teguh Hari Wibowo sebagai Danramil 0811/06 Plumpang selalu mengerahkan anggota Babinsa Koramil 0811/06 Plumpang bersama masyarakat untuk bergotong royong membangun jembatan di desa Sumurjalak ini.
Melalui proses yang panjang pada tanggal 19 Nopember 2018 jembatan telah diresmikan oleh Camat Plumpang Sholahudin S.IP dan dihadiri oleh Muspika kecamatan Plumpang dan Kepala desa beserta perangkat desa Sumurjalak. Jembatan ini dinamakan “JEMBATAN GUYUP RUKUN GALBORO BOGORAN JALAK”.
Jembatan yang sekarang telah diresmikan sangat bermanfaat selain dalam transportasi menuju makam juga berperan untuk akses preekonomian dan pertanian di desa Sumur Jalak Kec. Plumpang. (rls/MI)
Komentar