Rohul:Riaunet.com-Diperkosa berkali-kali oleh 4 pelaku yang berbeda, dipaksa minum sejuput Narkoba jenis sabu, hingga mengakibatkan korban sempoyongan, dan bayinya usia 3 bulan yang masih ASI, sakit-sakitan dan akhirnya meninggal dunia, seorang ibu muda, Zi, 19 asal Dusun Danau Makmur KM 24 Mahato, Kecamatan Tambusai Utara, menangis menahan sedih hati, dan minta keadilan pada yang berwajib.
” Saya minta keadilan. Pak polisi, tolong tanggapi persoalan ini dengan serius”, ungkap Zi.
Dengan air mata mengalir dipipinya, Zi, didampingi suami tercinta, SM, dan satu orang putrinya yang masih berusia 3 tahun, Jumat siang 3 Desember 2021, dirumahnya, yang beralamat di Dusun Danau Makmur, KM 24 Mahato, menceritakan derita hatinya ini dan rasa trauma atas tindakan pelecehan dan pemerkosaan yang dilakukan 4 orang pelaku yakni Dk, Ag, Mn, dan IS, yang terjadi bulan September sampai Oktober 2021 lalu.
Zi, bercerita, dirinya disetubuhi berkali-kali secara kasar oleh Dk dan kawan-kawannya yakni Mn, Ag, dan IS, secara bergantian, dihari yang berbeda, pelaku yang berbeda dan tempat yang berbeda.
” Berkali-kali aku dikerjai. Tapi ditempat yang berbeda, dan dihari yang berbeda. Dk, 3 kali, sekali di springbed, 1 kali di sofa, 1 kali dibawa paksanya aku ke penginapan. Kalau Mn dan Ag 1 kali di pondok dekat kebun sawit belakang kuburan LPC, 1 kali lagi di sofa dalam rumah dan IS 1 kali di posko Pemuda Pancasila depan rumah kami ini.” Terangnya.
Awalnya, Dk, yang merupakan kawan akrab suaminya dari kecil dan setelah menikah dengannya ( Zi) semenjak 1 tahun tinggal di Dusun Danau Makmur, sering nongkrong dirumah mereka ( Zi dan SM) hanya untuk main game, makan, minjam sepeda motor, dan dimintai tolong carikan kerja oleh SM.
Waktu itu magrib, kalau gak salah tanggal 9 September 2021, ada orang mengetuk pintu, dengan memanggil “bun-bun”, maksudnya bunda, seperti panggilan suamiku ke aku. Ku fikir suami ku, lalu ku bukakan pintu, dan ternyata Dk. Pas pintu ku buka, aku langsung ditarik, ditodong pisau, dan bayiku yang masih berusia 2 bulan waktu itu, ditariknya, lalu di campakkan ke springbed, kejang-kejang, matanya melotot, dan mukanya membiru, aku gak bisa memeluknya walau anak bayiku disamping ku, karena aku dipaksa melayani nafsu bejat Dk, dan itu dihadapan putri pertamaku yang masih usia 3 tahun, aku dikerjai. Aku gak bisa melawan. Gak bisa teriak, dan gak bisa minta tolong, karena suami ku pun gak ada dirumah. Setelah nafsu bejatnya terlayani, suami ku datang, Dk baru kabur dari belakang rumah.
Kemudian 5 hari setelah kejadian itu, kawan Dk yakni Mn dan Ag datang menodongkan pistol. Mn mengambil uang dan rokok dikedai, sementara Ag memaksa Zi melayani nafsunya di sofa.
Selang beberapa hari kemudian, tepatnya malam Jumat 16 September 2021, ketika itu suami Zi pergi kerumah temannya, Dk datang lagi, melampiaskan nafsu bejatnya di sofa sambil menodongkan pisau, setelah selesai, Dk mengambil rokok, mengambil uang penghasilan kedai yang ada dilaci hari itu.
Selang beberapa hari, hampir sekitar seminggu kemudian, sekitar jam 18.30 wib sore , dikala itu Zi mengambil pakaian yang ada di jemuran disamping rumahnya, IS datang menghampiri Zi, menodongkan pistol, dan membawa paksa Zi ke pos Pemuda Pancasila yang ada di depan rumah korban. Korban sempat disakiti secara fisik, dijambak rambutnya, di hempaskan kepala kanan ke dinding hingga benjol, lalu dipaksa melayani nafsu bejatnya.
Setelah beberapa hari kemudian, siang hari, ketika korban keluar rumah untuk membeli sayur ke arah simpang KM 24 Mahato, baru setengah kilo dari rumahnya, Mn dan Ag serta kawannya yang dikenal, tarik tiga pakai motor, datang menyerempet motor korban dari belakang, hingga korban kaget dan berhenti. Kawan yang tak dikenal itu pergi pakai motor. Sementara Ag menodong kan pistol, dan menutup mulut korban, dan Malin memaksa korban naik ke motor, lalu bawa motor korban tarik tiga, dibawa ke gubuk LPC dibelakang pemakaman warga KM 24 Mahato.
” Disitu, aku paksa melayani nafsu bejat mereka berdua secara bersamaan. Setelah selesai, wajahku dikencingi Mn, dan aku dipaksa Ag makan narkoba, sabu, sejuput lah, terus dikasih air minum. Lalu mereka pergi, dan aku ditinggal sendiri di pondok tu” ucap Zi sambil menangis.
“Setelah itu, anak bayiku sakit-sakit, demam terus. Kami bawa berobat ke bidan, bidan bilang, makan apa anak mu ini, seperti keracunan”, terangnya dengan teriska-isak.
Kejadian terakhir, beberapa hari berikutnya, Dk, datang ke rumah , siang bolong, sekitar jam 2, nodongkan pisau dan memaksa agar dilayani nafsu bejatnya, waktu itu di dapur. Saat itu, suami pulang dan melihat Dk lari dari dinding kamar mandi sampai jebol. Suami korban sempat mengejar. Namun tak berhasil.
Aku juga pernah dikerjai Dk di penginapan.
” Waktu itu, aku lagi dijalan pake motor sendiri, terus aku dilempar pake batu, kaki ku kenak, karena sakit , aku berhenti, dan kemudian Dk datang, terus memaksa aku ke penginapan di km 24 Mahato, untuk melayani nafsu nya”, ucap Zi
” Kejadian terakhir aku diperkosa, sudah bulan Oktober tu. Dan setelah suami ku maksa aku berbicara, aku ceritakan semuanya, dan kami lapor ke Polsek Tambusai Utara. Udah kami lapor, tanggal 19 November 2021 nya, anak ku yang kecil tu udah usia 3 bulan, meninggal dunia.” Terang Zi.
Satu bulan, Zi menderita dan menahan rasa traumanya , sendiri tanpa diceritakan pada suami, keluarga, maupun tetangganya, karena pelaku mengancam dirinya. ” Kalau kau ceritakan pada suami mu semua kejadian ini, habislah semua keluargamu. Mau kau?.” Demikianlah bahasan ancaman dari pelaku yang ditirukan Zi. Dan selalu terngiang – ngiang ditelinganya.
Saat ini, Polsek Tambusai Utara tengah menangani kasus ini. 1 pelaku, Dk, sudah diamankan dipolsek Tambusai Utara, 3 pelaku lainnya masih berkeliaran bebas.
” Saya minta keadilan buat saya. Pak polisi, bagai mana kalau derita yang menimpa saya, terjadi pada keluarga bapak ? Pada isteri atau anak gadis bapak?.” Ucap Zi sambil mengiba.(Na)
Komentar