BENGKALIS:Riaunet.com~Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jasmerah). Itulah ungkapkan agar tidak meninggalkan jerih payah para pejuang dalam mengusir penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan.
Banyak cara agar generasi penerus bangsa ini tidak menjadi kaum Jasmerah,. Salah satunya membuat acara malam peringatan, nonton bareng film perjuangan maupun mendengarkan cerita-cerita dari tokoh perjuangan maupun orang tua.
Seperti halnya dilakukan masyarakat Desa Pekekik. Untuk mengenang sejarah masah perjuangan masyarakat bersama tentera melawan penjajah Belanda di Desa Pendekik, masyarakat membuat acara nonton bareng film perjuangan “Perang Sosok”.
Bertempat di Sekolah MTS Nurul Jadid Desa Pedekik, Minggu malam 26 Agustus 2018 warga Desa Pedekik tumpah ruah menonton film perang sosoh, sempena malam kenduri kenegaraan, yang digelar pemuda Desa Pedikik Kecamatan Bengkalis.
Antusias masyarakat Desa Pedekik ingin menyaksikan film perjuangan Perang Sosok sangat tinggi. Masyarakat dari berbagai kalangan, tua, muda, laki-laki dan perempuan, mulai ba’da Isya masyarakat mulai berbondong-bondong menuju halaman MTS Nurul Jidad.
Setelah mendengarkan sambutan dari berbagai tokoh dan pejabat, akhirnya film berdurasi 30 menit ini disuguhkan ke hadapan masyarakat. Pemutaran film Perang Sosoh mulai sekitar pukul 20.30 WIB, ketika lampu mulai dimatikan, sorakan penasaran warga semakin riuh sehingga membuat suasana tersebut semakin pecah.
Seakan tak mau mengalihan pandangan dari layar tancap, masyarakat dengan khusuk menyaksikan setiap adegan yang ditampilkan oleh para pemeran Pejuang Perang Sosok, yang pada umumnya dari Pemuda Desa Pedekik.
Masyarakat menghayati dan larut dalam suasana masa perjuangan, seakan ikut merasakan detik-detik perlawanan dan pertempuran dalam mengusir penjajah Belanda dari Pulau Bengkalis. Meski tak seimbang dengan persenjataan antara tentara Belanda dengan Tentara Republik Indonesia bersama pasukan Fisabillah.
Perang Sosoh yang diangkat menjadi film ini, semuanya diperankan oleh pemuda Pedekik, dimana proses pengambilan gambar atau shooting perdana Perang Sosoh dimulai pada Ahad, 5 Agustus 2018 malam ba’da Isya yang berlokasi di rumah Mbah Ikhsan, tepat di depan Masjid sabilillah, yang disutradarai oleh Musrial Mustafa sang pencipta lagu Negeri Junjungan ini.
Salah satu warga Desa Pedekik Mila mengatakan, biasanya acara kenduri kenegaraan di sini biasa-biasa saja namun malam ini sangat berbeda, ramai sekali warga menanti diputarnya film perang sosoh.
“Kami sangat penasaran macam mano bentuk film perang sosoh itu, sampai-sampai sayo membawa anak sayo masih bayi kesini, biaso malam kenduri kenegaraan hanya orang tua ajo yang datang tapi malam ini luo biaso,” ujarnya.
Pembuatan film yang disutradarai oleh seorang seniman yang berasal dari Bengkalis yaitu Musrial Mustafa. Para pemuda setempat juga sangat bersemangat dalam menjalani peran mereka didalam pembuatan film perang sosoh ini. Selain itu juga para tokoh masyarakat beserta instansi pemerintah setempat sangat mendukung dalam proses pembuatan film ini. [rom/rls].
Komentar