Kesulitan Mesin Pemotongan Padi,Sudah Diatasi Bagi Petani Bireuen

Berita Aceh231 views


Bireuen:Riaunet.com-Kesulitan mesin pemotong padi, bagi petani di Sejumlah desa sentra penghasil padi pada lima Kecamatan di Kabupaten Bireuen, sudah dapat diatasi, demikian dijelaskan para petani, kepada media ini Senin (11 /03)di Bireuen. 


Sejak memasuki panen raya awal Maret 2019, untuk memotong padi pakai mesin, cukup sulit diperoleh karena mesin di maksud sangat sedikit, beroperasi di sana, menurut Usman, 46,salah seorang petani menyebutkan bahwa, mesin pemotong padi oleh pemiliknya dibawa ke seluruh sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh. 


Petani secara serentak juga kini panen raya seperti Kabupaten Nagan Raya, Aceh Utara dan Kabupaten lainnya, sebagaimana dijelaskan Zakaria,53 pemilik mesin pemotong padi dari Kecamatan Jeunieb, yang dihubungi secara terpisah, mesin ini, sering dipakai oleh petani sebelum panen tiba. 


Para petani baik kelompok tani maupun agen, sudah memesan terlebih dahulu, untuk digunakan selama panen raya diluar daerah Kabupaten Bireuen, maka, bagi petani disejumlah desa di Kabupaten Bireuen, sulit mendapatkan mesin pemotong padi tersebut. 
Sekarang ini, mesin tersebut sudah dapat dipenuhi bagi petani, untuk memanen padi mareka, seperti di Kecamatan Juli, Kota Juang, dan sejumlah Kecamatan lainnya  sebut Iskandar, 43,petani di Gampong Juli Tambo Tanjong Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. 


Ongkos memotong padi ini, bervariasi dari Rp 270 sampai Rp 300 /meter, (padi sudah sampai ke tempat), bila pakai manual tenaga manusia Rp 160/meter(kita kasih minum dua kali), belum lagi ongkos angkutan dan prontok, tambah, Usman. 


Petani lebih suka memakai mesin ini selain,cepat dan biaya irit walaupun harga jual gabah Rp 4300 sampai Rp 4500/kg,dibandingkan secara pakai manusia Rp 4700 sampai Rp 5000/kg,sesuai kondisi mutu gabah banyak mengandung air dan kering. 

Baca Juga:  Asosiasi PPG se Kecamatan Gandapura Gelar Gathering di Pantee Pangah..


Walaupun demikian, petani lebih suka pakai mesin pemotong padi, sebab selain gabah dibawa pulang ke rumah disimpan untuk makan juga sisa dijual untuk keperluan biaya sekolah anaknya dan biaya turun kesawah musim tanam rendengan yang akan datang diperkirakan awal bulan Mei 2019. 


Jadi kesulitan mesin pemotong padi, sudah dapat ditanggulangi, kini terus bekerja, petani ada Juga masih memotong pakai tenaga manusia, ungkap M Nasir, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, yang dikonfirmasi hal ini.(rizal jibro). 

Komentar