Bireuen:Riaunet.com-Letak lahan pertanian padi sawah yang berada di Kabupaten Bireuen rentan beralih fungsi menjadi lokasi pemukiman warga, perkantoran dan rumah toko (ruko). Terbukti, sudah banyak lahan sawah di Bireuen beralih fungsi, dikhawatirkan stok pangan nasional terancam.
Apalagi didukung dengan perkembangan kawasan itu, pasti secara otomatis akan mempengaruhi harga jual tanah yang akan semakin tinggi. Kondisi ini tentu, bagi pemilik lahan sawah dilokasi strategis, begitu mudah mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Kabupaten Bireuen, sudah bertahun tahun, sehingga lahan sawah produktif kehilangan, tidak bisa ditanami padi tiga kali setahun.
“Bila hal ini terus terjadi, ancaman kekurangan stok pangan, produksi padi merosot,”sebut Ketua Kelompok Tani(KT) di Kecamatan Kota Juang Kab Bireuen, Muhazir didampingi sejumlah Ketua KT di Kecamatan Simpang Mamplam kepada media ini, Jumat (11/01).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen Muhammad Nasir, yang konfirmasi hal ini, menyebutkan sesuai data luas lahan sawah produktif dan tadah hujan 22,000 H, tersebar pada 17 kecamatan.
Sawah yang tercatat pada Bappeda Luas sekitar 17,000 H, berbeda pula dengan pada BPS Kabupaten Bireuen, hanya 14, 000 H,berarti sawah benar-benar, telah kehilangan akibat pesatnya pembangunan ruko dan perkantoran pemerintah, sekitar 30 persen.
“Hal ini jelas, sebab Pemerintah Provinsi Aceh Melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, hanya memberikan bantuan subsidi pupuk kepada petani, tiga puluh persen dari luas sawah keseluruhan,”tegas Muhammad Nasir [MI].
Komentar