Rohul:Riaunet.com-Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian melaksanakan Aksi Gabungan , mengkritik Pemerintahan Kabupaten Rokan Hulu, pada Selasa,11 Juni 2024. Aksi ini ditolak, satu orang pun pejabat tidak ada yang menjumpai mahasiswa.
Aksi digelar mahasiswa UPP awalnya hanya untuk menuntut janji pemkab Rohul terkait beasiswa Rp 1 Milyar bagi mahasiswa di Rokan Hulu,serta beberapa tuntutan lainnya. Namun berujung amarah, karena tidak satupun pejabat yang menyambut dan mendengarkan aspirasi mahasiswa dalam aksi itu.
Aksi ini di laksanakan melalui tahapan kajian akademis oleh BEM UPP, DPM UPP, BEM Fakultas, DPM Fakultas, HIMA dan Seluruh Lembaga Organisasi di Universitas Pasir Pengaraian.
Adapun poin tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi itu yakni
1. Meminta Pemkab Rokan Hulu khususnya tim pengelola tanggung jawab sosial perusahaan untuk transparansi dalam penggunaan dana TJSP.
2. Meminta Bupati Rokan Hulu memberikan kejelasan status beasiswa 1 miliar per tahun yang dijanjikan kepada mahasiswa akan dimasukkan dalam Perda Rokan Hulu
3. Mendesak Bupati Rokan Hulu untuk menyikapi maraknya kasus korupsi yang terjadi di lingkungan Pemkab Rokan Hulu belakangan ini demi terciptanya kabupaten yang bersih dari korupsi dan adanya keadilan bagi pelaku korupsi yang memakan uang rakyat.
4. Meminta Bupati Rokan Hulu memperhatikan aset-aset daerah yang terbengkalai.
Untuk aksi ini, 500 mahasiswa UPP bergerak dari kampus UPP menuju kantor bupati Rokan Hulu dari pukul 10.00 WIB dan tiba di Kampus UPP pukul ,11.00 WIB.
Aksi ini di awali dengan Yel-yel dan Sumpah Mahasiswa Indonesia, dengan komando Presiden Mahasiswa saudara Fauzan Afria Nur dan Koordinator Lapangan saudara Wiradi Arianza yang sekaligus adalah Menteri Keuangan BEM UPP 2024.
Setelahnya Orasi, Wapresma UPP M. Ariansyah ia menyampaikan Rombongan yang hadir adalah Mahasiswa terbaik dari Universitas Pasir Pengaraian dan calon pemimpin masa depan serta orang-orang yang merasa serah atas carut marutnya permasalahan di Kabupaten Rokan Hulu dari semua aspek ” ucapnya.
Di depan gerbang mahasiswa meminta kepada pihak keamanan untuk masuk sampai depan teras dan menyampaikan tuntutan aksi dengan cara yang tertib dan kondusif. Wira kembali menyebut ” Polisi dan Pol PP di tugaskan mengamankan aksi bukan menghalangi Mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi di depan gedung kantor Bupati Rohul ” tegasnya.
Selanjutnya Presma UPP Fauzan Afria Nur menegaskan ” meningkatnya aksi protes mahasiswa sejalan dengan penurunan kemampuan pemerintah dalam mengatur Rokan Hulu.
” Miris dan sedih rasanya masyarakat Rohul masih hidup di garis kemiskinan dan menjadi Kabupaten ke 3 termiskin di Provinsi Riau, karena itu mahasiswa muak dan menuntut Bupati mencarikan solusi sebagai Pemimpin tertinggi di Negeri ini. ” ujarnya Presma up Fauzan Afria Nur
Ditempat yang sama, Al Fajar Ketua DPM UPP mengatakan ” sebagai Universitas terbesar di Rokan Hulu, UPP seakan di anak tirikan oleh Bupati Rohul. Terbukti dengan etika Bupati dalam menyambut masa demonstran yang hanya di perbolehkan sampai gerbang tidak boleh masuk, dengan alasan keamanan. Namun Mahasiswa UPP tidak akan diam dan pasti akan menjadi garda terdepan untuk menghajar pemerintah demi keadilan bagi seluruh Masyarakat Rokan Hulu “.
Pimpinan aksi sudah melakukan lobi kepada Kepolisian dan Pol PP untuk menjamin aksi ini adalah aksi damai dan terdidik serta jauh dari anarkisme dan kriminalisasi. Namun hampir 4 jam berlalu sepanjang orasi terus di suarakan untuk meruntuhkan pagar manusia, gerbang kantor Bupati tidak kunjung di buka walaupun sesekali aksi saling dorong antar Mahasiswa dan Pol PP terjadi sepanjang demo ini.
Faktanya hari ini ternyata Bupati Rokan Hulu tidak sedang berada di kantor dan melakukan perjalanan dinas ke Bandung bersama beberapa Pimpinan Rohul lainnya. Olehnya Mahasiswa sepakat menunda pembacaan Tuntutan Aksi dan menyegel kantor Bupati Rokan Hulu dengan menginap bersama di depan gerbang sampai Bupati Rohul kembali ke Kabupaten Rokan Hulu. (Rls)
Komentar