Oleh : Dr. Abdul Aziz, M.Si – RGR
Pekanbaru:Riaunet.com-Kehadiran anak merupakan hal yang sangat dinantikan bagi setiap keluarga, anak merupakan titipan dan anugrah terindah yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam sebuah rumah tangga, anak dan orang tua memiliki peran, dan tanggung jawab. Anak merupakan sumber kebahagian bagi orang tua, mendidik anak merupakan tugas mulia yang dilakukan setiap orang tua. Mendidik anak memiliki karakter baik dan bijaksana merupakan bekal yang di siapkan orang tua untuk anaknya dimasa mendatang.
Namun pada kenyataannya banyak orang tua yang mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam mendidik anak dan meberikan contoh peran yang baik di rumah. Sebagian orang tua cenderung bersikap bahwa mereka tidak boleh dibantah dan dilawan, baik maupun buruk yang dilakukan. Sehingga menimbulkan batas antara anak dan orang tua. Dan sebagian orang tua juga mendidik anak seperti melakukan hubungan pertemanan, dimana ada sikap saling mengahargai namun tidak menciptakan batas atau kecanggungan.
Pembentukan karakter pertama kali tentunya dipengaruhi oleh keluarga, nilai nilai yang di ajarkan orang tua tentunya menyangkut nilai moral, kejujuran, agama, budi pekerti. Hal ini dilakukan orang tua dengan praktek maupun ucapan yakni sebuah komunikasi antara orang tua dan anak. Karakter anak meliputi watak, tabiat, kepribadian yang merupakan keyakinan diri yang dilakukan untuk bertindak pada lingkungan sekitar.
Dalam hubungan keluargam, komunikasi tentunya merupakan poin utama. Komunikasi antara anak dan orang tua tentunya tidak mudah untuk di lakukan, karena orang tua harus memahami betul bagaimana karakter anak sejak dini, jika terdapat kesalahan dalam berkomunikasi tentunya akan berdampak untuk pertumbuhan anak kedepannya.
Anak-anak cenderung sulit untuk di nasehati akan baik buruknya suatu hal, dan orang tua tentunya juga mengalami masalah dalam menyampaikan sebuah larangan maupun nasehat. Komunikasi antarpersonal antara ibu dan anak merupakan komunikasi dua arah yang dilakukan langsung dan memperoleh fedback. Orang tua bisa secara langsung menyampaikan keluhan dan nasehat, serta anak bisa langsung menyampaikan pertanyaan dan hal-hal apa saja yang mereka tidak pahami.
Komunikasi antarpersonal tentunya melibatkan emosional dan rasional yang stabil, namun jika komunikator maupun komunikan tidak memiliki keseimbangan tersebut, maka komunikasi antarpersonal mengalami hambatan yang signifikan.
Dalam memahami karakter anak, orang tua terlebih dahulu memahami bahwa anak dilahirkan dengan membawa gen orangtuanya, tentunya karakter anak merupakan turunan dari orang tuanya. Anak bisa saja memiliki karakter yang sama persis dengan ibunya, ataupun memiliki karakter yang bertolak belakang, tergantung dengan pola asuh dan lingkungan sosialnya.
Orang tua memiliki harapan agar anak-anak menjadi anak yang berguna bagi orang tua, agama, dan bangsa. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan komunikasi antarrpersonal yang efektif antara orang tua dan anak. Agar komunikasi antaepersonal berjalan dengan efektif, orang tua dapat belajar untuk mendengarkan anak terlebih dahulu. Kemudian melakukan pola diskusi tanya jawab ringan serta sharing kegiatan harian atau pengalaman agar terjadi kedekatan emosional maupun komunikasi.
Oleh karena itu pendidikan karakter anak berkaitan dengan pendidikan akhlak dalam islam, dimana karakter bangsa yang kuat merupakan hasil dari pendidikan karakter keluarga. Orang tua perlu melakukan optimalisasi membentukan karakter, pendidikan, dan pengajaran. Kedasaraan pembentukan karakater melalui komunikasi antapersonal ini harus di pahami setiap orang tua perkotaan maupun perdesaan. Desa Mundam kecamatan Medang Kampi, Dumai merupakan salah satu wilayah yang memiliki jumlah anak usia sekolah cukup tinggi. Maka edukasi kepada orang tua dalam membina komunikasi antarpersonal sangat kondusif dilakukan di desa ini. Banyak keluhan orang tua terhadap kebiasaan anak di zaman teknologi ini, yakni kebiasaan anak dengan handphone (hp). Kebiasaan ini menjadi momok bagi orang tua, sekaligus menjadi kewajiban bagi anak dikarenakan ketentuan untuk mengikuti sekolah secara online dewasa ini. Sebagai salah satu solusi, orang tua harus bijak dalam mengatur jam menggunakan hp dan memahami jadwal sekolah online anak. Sehingga tidak ada perasaan khawatir atau kurangnya kedekatan antara orang tua, tentunya orang tua juga harus memahami bagaimana teknologi terkini, membina anak berdasarkan prinsip-prinsip isalam dan membangun komunikasi antarpersonal yang efektif.
“Setiap manusia tentunya pandai berbicara namun tidak semua manusia pandai mendengarkan”(Rdk).
Komentar