Bireuen:Riaunet.com-Sudah selayaknya Pengungsi Muslim asal negara Myanmar, yang ditampung di Sanggar Kegiatan Belajar(SKB) Kabupaten Bireuen,minta dipindahkan ketempat lain yang lebih baik.
Hal ini sebagaimana, diungkapkan sejumlah warga masyarakat, sekitar tempat penampungan pengungsi tersebut,sehubungan banyak pengungsi melarikan diri, pada malam hari, mungkin akibat sudah jenuh tidur makan,selama delapan bulan.
Sejak terdampar laut Selat Malaka, Pantai Kuala Raja, Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen, Juni tahun lalu, akibat perahu bocor, dihantam gelombang dilaut lepas ditemukan nelayan, sejak itu Pemerintah Kabupaten Bireuen bersama Dinas Sosial setempat, memberikan bantuan berupa sandang pangan termasuk mengurus air bersih dan jamban tiolet.
Semua pengungsi, diurus sangat baik sampai menghabiskan dana sebesar Rp 100 juta/bulan, menguras dana Pemkab Bireuen. Yang paling ironis lagi, tambah warga gampong Cot Gapu Bireuen, sangat mengganggu lingkungan mareka.
Merasa jenuh secara bertahap,mareka ini kabur sekitar 25 orang, tanpa diketahui, pihak penjaga pengungsi, ada lari tengah malam, ternyata sudah di absen sudah berkurang. Kaburnya pengungsi ini terjadi lagi, Jumat Shubuh(18/01) Sekitar lima orang, sampai ini tak kembali lagi, kemana raib manusia perahu ini, sebut Abdul Hamid salah satu , warga Gampong Cot Gapu Bireuen, yang dihubungi,sama sekali tak diketahui.
Kelima orang Pengungsi ini yang lari malam, Muhammad Solim, 22, Muhammad Ayyas, 14, Aziz Khan, 15, Muhammad Shorip, 17, dan Huzaifa, 16.,sebut Ruslan Abdul Gani, Koordinator Keamanan Pengungsi di SKB Kabupaten Bireuen , waktu cek bersama Satpol PP, di barak, lima sudah tidak ada ditempat.
Dengan hilangnya, pengungsi ini, berarti sudah 34 orang, angkat kaki, tanpa diketahui arahnya lari,saat ini, tinggal 45 orang lagi, laki 23 dan perempuan 17 Orang sewaktu ditemukan sebanyak 79 orang, sebut Ruslan.
Sejumlah tokoh pendidikan yang dihubungi soal pengungsi yang ditampung pada Gedung SKB Bireuen, sangat mengganggu,sebagai mana dijelaskan Drs H Suherman Amin , mantan, Kepala sekolah tersebut.Menurut dia, sejak ditampung dikomplek SKB Bireuen,bersama Lokasi Kantor Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Bireuen, bagi para pengunjung merasa risih dan kumuh.
Hal ini, apa lagi tempat Parkir mobil dan sepeda motor , sudah digunakan para pengungsi, oleh sebab itu sudah sepatutnya /layak dipindahkan pengungsi Rohingya asal negara Myanmar ini ketempat lain, yang lebih layak apalagi Pemerintah Pusat sama sekali tak pernah memperhatikan nasib mareka, jelas Suherman Amin, yang juga Mantan Ketua Persatuan Wartawan Aceh(PWA) Bireuen.
Kepala Dinas pendidikan dan Olahraga Kabupaten Bireuen Muhammad Nasir, yang dihubungi secara terpisah memang, sudah kurang nyaman bagi karyawannya maupun tamu, yang datang kekantornya, sejak pengungsi itu ditampung, lingkungan hidup merasa kumuh.
Bahkan pihaknya sudah mengusulkan kepada bupati bireuen Saifan nur, untuk kita pikirkan pemindahan mareka, sudah ada solusi kelokasi komplek Dayah Darul Itam Juli Bonyot Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dan bupati sudah setuju, sebut M Nasir. Sedangkan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bireuen Murdani, yang ditanyakan hal ini, setuju dipindahkan ke lokasi lain yang cocok, apa lagi ke dayah itu, ujar singkat. [Zal].
Komentar