Jeungki Dan Kroeng Padanan Yang Tak Dapat Dijauhkan

Berita Aceh343 views

Bireuen:Riaunet.com~Jeungki adalah    Alat penumbuk Padi peninggalan nenek moyang tempo dulu  dan Kroeng adalah alat penyimpanan padi tradisional setelah panen ternyata masih disimpan dan kini terpajang di Anjongan Kabupaten Bireuen.

Jeungki dan Kroeng  jangan merupakan suatu misteri bagi pendatang dari luar daerah dan luar negeri untuk melihatnya anak-anak muda Aceh sendiri barangkali tidak mengetahuinya apa itu jeungki dan Kroeng.

Menurut Syech Mukhtar Ali Minggu (26/8), bahwa jeungki dan Kroeng memang padanan yang tidak dapat dijauhkan bahkan endatu kita (orangtua terdahulu) mereka tetapp mendekatkan kedua benda tersebut.

Dituturkannya antara Kroeng dan Jeungki harus berdekatan sebab setelah panen padi dan usai menggiriknya dibawa pulang dan disimpan bertahun-tahun di dalam Kroeng.

Kemudian barulah apabila ada keperluan padi yang disimpan di Kroeng dikeluarkan lalu ditumbuk dengan Jeungki untuk menjadi beras. Makanya tidak dijauhkan karena memang merupakan padanan yang saling membutuhkan.

Sementara Nurul Hayati warga Aceh yang sudah lama berdomisili di Binjai Medan Sumatera Utara yang pulang berziarah ke kampong halamannya di Cotbatee Bireuen memperhatikan dua benda tersebut dengan serius namun tidak bertanya apa namanya benda tradisional.

“Saya terheran melihat dua benda yang belum pernah saya lihat dan akhirnya dar4ipada penasaran menanyakan kepada tetangga dan katanya Jeungki dan Kroeng yangb merupakan alat penumbuk padi dan penyimpanan padi. “jelas Nurul.

Dalam perbincangan dengan media ini Nurul sangat merasa asing dengan benda tersebut  sehingga ia mengatakan dirinya terpana ketika melihat Jeungki dan Kroeng merupakan dua benda yang saling membutuhkan dan memang harus bersama.

Jeungki yang merupakan alat penumbuk padi mempunya lesung dan anaknya ( aneek Alee-bahasa Aceh ) dibutuhkan satu atau lebih penumbuk padi yang sudah dimasukkan ke lesung untuk menjadikan beras,kata Nurul. [MI].

Baca Juga:  Dandim 0104/Atim Peringati Hari Lahan Basah Sedunia Tahun 2019 

Komentar