(OPINI) Lembaga Pendidikan Di Tengah Pandemi Covid-19

Aktivis, Opini638 views

Penulis : Arni Yuliana Tambunan (Kabid Pendidikan dan Kebudayaan Hmi Cabang Pekanbaru Periode 2020-2021)

Pekanbaru:Riaunet.com-Pendidikan merupakan suatu hal yang terpenting dalam mencerdaskan anak bangsa, karena pendidikan adalah tiang utama untuk memberantas kebodohan. Melihat pentingnya pendidikan, maka perlu adanya peningkatan mutu dalam sarana maupun prasarana yang akan menghasilkan kualitas belajar di setiap anak. Namun pada saat ini, sarana dan prasarana belajar hanya diperoleh dari jarak jauh yang biasanya disebut dengan basis Daring (Dalam jaringan).

Pada tanggal 2 Maret 2020, presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia telah menjadi salah satu negara yang terkena dampak covid-19. Hal ini tentu sangat mempengaruhi perekonomian hingga penyelenggaraan pendidikan.

Dalam menyikapi pandemi covid-19, lembaga Pendidikan yakni Sekolah dan universitas diliburkan, siswa diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah dengan didampingi oleh orang tua. Begitu juga mahasiswa dengan kuliah online yang sesuai dengan jadwal kuliahnya. Memang ditengah pandemi ini, semua menjadi sistem online. Bukan hanya basis daring yang dihadapkan oleh para lembaga pendidikan, namun juga Ujian Nasional yang ditiadakan, menjadi asesmen kompetensi. Sebab, nilai UN tidak menentukan kesuksesan peserta didik, saat rapat terbatas presiden Joko Widodo dengan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nadiem Makarim, selasa 24 maret 2020 melalui video conference. Kebijakan ini sebenernya akan ditetapkan pada tahun 2021 mendatang. Akibat pandemi ini, UN dimajukan satu tahun dan tahun ini resmi ditiadakan untuk mencegah dan mengurangi penyebaran covid-19.

Dengan adanya keterbatasan Internet yang tidak merata di setiap sudut daerah di Indonesia, kemendikbud bekerja sama dengan TVRI akan menyelenggarakan belajarbarengTVRI pada hari senen tanggal 13 april 2020. Saya sangat apresiasi kepada pemerintah, khususnya bapak menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Karena telah memfasilitasi lembaga pendidikan untuk dapat belajar dirumah masing-masing, tanpa kuatir jaringan Internet akan hilang timbul. Ujar Arni Yuliana Tambunan, Kabid Pendidikan dan Kebudayaan Hmi Cabang Pekanbaru. Proses belajarpun akan dibagikan berdasarkan tingkat pendidikan, yang masing-masing durasinya 30 menit. Tentu hal ini akan berdampak positif, karena dapat memeratakan pendidikan di tiap daerah terpencil. Sambung Arni.

Baca Juga:  PIMPI 2017, Delegasi Faperta UPP Utus enam Orang Mahasiswa

Semakin hari, jumlah kasus covid-19 semakin bertambah. Dilihat dari sebarannya, sejauh ini kasus positif covid-19 sudah tercatat 32 provinsi. Khususnya di provinsi Riau, kota Pekanbaru. Total kasus 4.241 positif, 359 sembuh, 373 meninggal dunia, ujar Juru bicara pemerintah penanganan covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di BNPB pada Minggu, 12 April 2020. Di tanggal yang bersamaan Gubernur Riau, Syamsuar telah mengumumkan ada 16 kasus positif covid-19 di provinsi Riau. 3 diantaranya berasal dari kota Pekanbaru, dan salah satu PDP warga Tampan yang meninggal dunia. Sehingga presiden Jokowi telah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah Ibukota Jakarta dan sekitarnya pada hari Jum’at lalu, 10 april 2020 dengan kerumunan maksimal 5 orang.

Mengutip dari perkataan dr. Erlina Burhan, spesialis penyakit paru Rumah Sakit Persahabatan; Untuk memutus rantai penularan, garda terdepan adalah masyarakat. Jadi mohon masyarakat juga patuh menjadi garda terdepan untuk memutus rantai penularan covid-19. Peran masyarakat, khususnya pemuda Indonesia adalah penentu dalam memutuskan penularan covid-19, dengan adanya himbauan bahkan kebijakan pemerintah tentang sosial dan physical distancing. Agar masyarakat tetap dirumah, membatasi kegiatan di luar rumah, menjaga jarak satu meter, mencuci tangan, tidak menyentuh daerah wajah hingga lebih rajin membersihkan rumah dan memakan makanan yang sehat, seperti sayur buah dan lainnya. Hal ini akan mengurangi penyebaran pandemi covid 19. Perekonomian masyarakat memang bersama, maka tak jarang kita temui masih ada aktifitas ekonomi diluar rumah. Hal itu memang menjadi aktifitas keharusan bagi mereka, jika tidak keluarganya dirumah tidak makan.

Menanggapi kondisi ini, pemerintah telah menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk melawan pandemi ini. Salah satunya, listrik yang digeratiskan atau 50 persen, adanya pembagian sembako dan sejumlah uang untuk tiap keluarga. Dan lain sebagainya, namun kebijakan ini hanya berlaku untuk masyarakat kita yang memang sudah terdata di pemerintahan. Mudah-mudahan kebijakan ini merata dan terealisasikan ke tiap-tiap daerah di Indonesia, sesuai dengan janji dari pemerintah. Tak hanya itu, banyak dari kalangan yang melakukan kegiatan sosial untuk membantu meringankan beban masyarakat, dengan memberikan donasi, sembako, pembagian masker hingga handsanitizer. Sambung arni.

Baca Juga:  Ziaul Haq Al Faruq Siap Maju Jadi Bakal Calon Gubernur Teknik Ke Depan

Pendidikan ditengah pandemi ini, Mudah-mudahan tidak melunturkan semangat belajar mengajar lembaga pendidikan. Harapannya juga cepat berakhir, agar masyarakat dapat beraktivitas dan lembaga pendidikan dapat belajar seperti biasanya. Untuk masyarakat yang terpaksa keluar rumah dengan berbagai faktor, agar memakai masker dan sering cuci tangan. Amalkan apa ya telah di sampai oleh pemerintah dan tim medis. Jaga kesehatan dan semoga allah melindungi dimana pun kita berada. Bersyukur dan ikhlas, salam pendidikan. Yakusa. Tutup nya.(rls).

Komentar