Pekanbaru:Riaunet.com-Aksi tiga tuntutan rakyat yang di laksanakan didepan DPRD Provinsi Riau oleh Aliansi BEM Se Riau menjadi ricuh ketika Masa aksi orasi dan menyampaikan tuntutan.
Bentrokan yang terjadi antara pihak kepolisian dan mahasiswa ketika mahasiswa yang berdiri didepan pintu gerbang DPRD provinsi Riau menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka mendapatkan dorongan keras dari pihak kepolisian yang sudah bersiap siaga. Hingga mendorong barisan pemegang spanduk tuntutan mahasiswa yang berdiri dibarisan depan pun menjadi terdorong, terjatuh bahkan terinjak – injak.
Akibat dorongan dari pihak kepolisian yang membabi buta memukul mundur mahasiswa dengan tindakan kekerasan, memukul dan menendang membuat 6 Mahasiswa dievakuasi ke ambulan yang telah dibawa oleh Masa aksi Universitas Muhammadiyah Riau. 5 diantaranya Laki – Laki, 1 Perempuan.
Korban diantaranya Luka – luka, ada yang mengalami luka dikepala, lebam hingga pingsan.
Korban yang kondisinya terlalu lemah dan tidak bisa dilakukan penanganan awa dibawa kerumah sakit syafira pekanbaru. Hingga Berita ini dibuat, (malam pkul. 22.42) 5 korban lainnya sudah mendapatkan perawatan medis namun salah seorang korban dirawat intensif dikarenakan tindakan repressif dan kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian. Menurut, Korban yang bernama Ahmad Zikri (22) mahasiswa UMRI ia mendapatkan tendangan dan serangan lutut dari pihak kepolisian yang berjaga didepan gerbang.
” kondisi masih kondusif hingga pada saat kami berorasi, tiba tiba polisi mendorong kami dari depan dengan sangat kuat hingga kawan kawan mahasiswa lain mundur nahkan terjatuh, lalu tiba – tiba saya yang masih bisa tegak mendapatkan tendangan dari pihak kepolisian. Setelah tendangan ke bagian pinggang, lalu di beri tendangan dengan lutut kearah perut yang membuat saya tidak bisa berdiri hingga dibantu sama mahasiswa lainnya untuk berdiri. Kami tidak bisa melakukan apa apa.” Ungkap zikri.
Korban yang sekarang masih dirawat di rumah sakit Syafira masih terus mendapatkan perawatan lanjutan. Karena rasa sakit dan nyeri dibagian pinggang, yang membuat ia sulit untuk duduk dan berdiri.
Pada saat yang lain, Koordinator Pusat BEM Se Riau Work Rian Kofrianto menyayangkan adanya insiden kekerasan ini ia beranggapan tidak seharusnya pengayom masyarakat bertindak seperti itu.
“Saya hanya berharap setiap aksi jangan sampai ada tindak kekerasan. Jika ditanya dari mahasiswa. Mahasiswa tidak pernah terbesit untuk bentrok bahkan bertindak kekerasan dengan siapapun pada saat penyampaian orasi Namun kenapa kami yang diberi penindakan keras dan membabi buta. Kami BEM Sri akan menindaklanjuti Kekerasan ini.”
Ungkap Lelaki yang akrap disapa Dion tersebut. [rls].
Komentar