Tanaman Perkebunan Milik Rakyat, Menjadi Sasaran Hama Tupai di Bireuen

Berita Aceh602 views


BIREUEN:Riaunet.Com- Masyarakat petani diberbagai Gampong pada sejumlah kecamatan di kabupaten Bireuen, mengeluh sebab buah tanaman kebun mereka,banyak dimakan atau sasaran hama tupai dan tikus,petani mengalami kerugian,sebut, Samsul Bahri bersama Iskandar.


Tanaman kebun,yang menjadi sasaran hama tupai dan tikus, menurut Samsul Bahri dan Iskandar,petani Coklat atau kakao,warga Kecamatan Juli, merupakan lumbung tanaman keras ini,kepada media ini,Rabu (03/04) menyebutkan,sejak tanaman kakao dibudidayakan pada Lima belas tahun lalu, kepada petani di sana, tumbuh baik dan buah cukup banyak.


Budidaya kakao ini, disambut gembira bagi petani,sebab buah cukup menguntungkan, ternyata juga buah yang baru putik masih muda,juga disukai binatang malam berupa tikus,juga tupai, habis dimakan buah putik itu, sedangkan buah yang sudah masak dimakan tupai, dengan melobang buah kakao,lalu dihisap daging biji tersebut,ujar Samsul Bahri didampingi Iskandar.


Petani tak mampu,menjaga buah itu,pada ratusan hektare tanaman kakao,dikebun masing-masing,hanya dilakukan dengan cara,membungkus buah kakao daripada ancaman tikus dan tupai, tetapi dimakan pula, bahkan tambah Muhidin,petani di Kecamatan Jeumpa, besok sudah dimakan pula, digantungkan perangkap tikus dan tupai,tidak berhasil.


Kedua hama tikus dan tupai,menjadi momok bagi petani kakao dan tanaman lainnya, seperti pepaya atau kates,hal ini,juga dialami sejumlah petani pepaya di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen,buah pepaya yang sudah masak,menjadi sasaran tupai, yang cukup meresahkan masyarakat, berbagai macam buah-buahan rambutan, durian, jambu, mangga dan buah lainnya, menjadi faktor utama, dalam budidaya tanaman tersebut. Tanaman perkebunan, terutama kakao,dan buah buahan lain, merupakan salah satu andalan petani diberbagai Gampong pada sejumlah Kecamatan dalam Kabupaten Bireuen,musuh petani tikus dan tupai, sedangkan binatang malam babi hutan dan monyet tidak, seberapa, karena bisa diburu bersama kelompok petani, tetapi tikus dan tupai,piling bisa ditembak pakai senapan angin,jelas, Abdullah, petani Kecamatan Peusangan Siblah Kreung.

Baca Juga:  Yusuf Saputra, S.Pd Terpilih Jadi Ketua PGRI Kecamatan Lhoksukon


Untuk menyelamatkan, buah-buahan daripada hama penyakit tersebut,tidak bisa dilakukan secara baik, hanya pasrah sisa dimakan tikus dan tupai, biji yang jatuh ke bawah dipilih,untuk dijual ke pasar ibu kota kecamatan.Pada hal, kehidupan mareka dari perkebunan, walaupun harga semua hasil panen kini, cukup merosot, umpamanya biji kelapa satu buah dihargai Rp 500 sedang kopra Rp 2000/kg, ongkos panjat Rp 6000 sampai Rp 8000/batang,jadi pemilik kebun,hanya mendapatkan,tidak seberapa dari hasil panen, ungkap Umar,salah seorang pedagang hasil bumi,di Kecamatan Samalanga,yang dihubungi secara terpisah.


Bagi petani perkebunan merasa bersyukur kepada Allah SWT,sebab masih banyak pohon berbagai jenis,kurang dari serangan hama penyakit penggerek batang, hanya pada batang kakao,satu dua mati mungkin sudah lama usia,dipotong untuk ditanami kembali sebagai peremajaan tanaman.


Bagi masyarakat petani pedesaan, dalam meningkatkan ekonomi hanya dengan tanaman perkebunan,tapi sayang harga berbagai jenis merosot, minta kepada pemerintah untuk bisa stabil harga, bagi yang punya lahan pertanian masyarakat pula memelihara ternak sapi, kerbau,domba dan kambing,bila unggas setiap rumah ada .
Semuanya itu, untuk biaya kebutuhan hidup dan sekolah anaknya mulailah tingkat jenjang pendidikan dasar sampai sarjana, bahkan buat rumah baru dan beli kendaraan roda dua dari hasil pertanian dan peternakan, tambah, Samsul Bahri dan Hari Kurniawan, petani di kota Juang Kabupaten Bireuen (rizal Jibro).

Komentar